Menurut Ginting , mulai bulan ini kalau menebus pupuk harus menggunakan kartu tanda penduduk karena kartu tani belum keluar.
“Kartu tani dari awal belum bisa dipakai, sebab belum bisa dijalankan sistemnya dan terbatas pembeliannya. Kalau membeli pupuk harus pakai kartu tani nantinya. Cuma sekarang masalahnya sedikit dan terbatas,” jelasnya.
Masih menurut Ginting , petani saat ini semakin tercekik masalah pupuk, dan keberadaannya semakin susah. Sebab harga jual hasil pertanian macam wortel cabe juga tidak naik.
“Harga panen kalau jadi wartel cuma Rp 1500 per Kg, ditambah saat mau cari pupuk sangat sulit dan saat panen harganya tidak naik,” ungkapnya. Ia berharap ke Pemerintah Pusat, supaya Pupuk Bersubsidi tidak dikurangi ke Karo.Meski, katanya ada anjuran memakai pupuk organik bagus. Tapi petani sangat sulit menerapkan saat ini, dan kini petani butuh solusi dari pemerintah, bukan janji-janji manis. D|Red