Karena menurutnya sudah satu pembelajaran kalau membuat rapat pembahasan di Samosir, rapat sering tidak Kuorum karena para peserta rapat pulang.
“Jadi pandangan masyarakat, pandangan publik, seakan akan DPRD itu adalah belum Sinkronisasi dengan Pemerintah dan masih ada tujuan tujuan lain, maka terjadilah deklot apa segala macam, itu yang kita hindari,” bebernya.
Menurutnya pembahasan tersebut akan berlangsung alot, karena harus menyesuaikan Uang yang ada dengan program unggulan Bupati seperti pembelian alat berat, BPJS dan Beasiswa berprestasi.
“Pembahasan ini alot nanti, karena uang kita hanya delapan ratus milyar, tapi program unggulan Bupati harus sembilan Eksavator. Kalau sembilan misalnya Eksavator, bagaimana mereka mengelolah ini dan bagaimana biaya operasionalnya dengan keadaan uang yang ada,” katanya.
Untuk mencapai program unggulan Bupati ini kata Nasib Simbolon, akan direncanakan pengurangan Tenaga Harian Lepas dengan jumlah yang besar.
“Maka mereka mengasumsi untuk menutupi pembiayaan ini, diwacanakan pengurangan THL (Tanaga Harian Lepas-red) empat ratus orang. Boleh kalau dari segi anggaran, tapi dari segi kemanusiaan “songondia muse” (bagaimana lagi-red),” pungkasnya.
Padahal menurut Nasib Simbolon, mereka Tenaga Harian Lepas yang dimaksud sudah ada yang bekerja sejak Tahun 2005. “Makanya ini jadi argumentasi yang betul betul nanti harus kita pahami,” katanya.
Kendati demikian, menurut Nasib Simbolon masih ada opsi lain yang harus dilakukan pihak pemerintah untuk mencari solusi, yang terbaik untuk para THL antaralain mengurangi honor dari yang biasanya.
“Kami pertahankan dulu dalam masa pandemi ini, tetapi kami tegaskan pada OPD, silahkan dalam perpanjangang misalnya SK tenaga THL ini di evaluasi. “Kan ada kriteria” apakah itu loyal, apakah disiplin, apakah berkinerja baik, ya sudah! disitulah kewenangan,” tegasnya. (D|Sam-59)