Vatikan-Mediadelegasi: Dalam sebuah momen bersejarah, Paus Leo XIV telah terpilih sebagai Paus baru Gereja Katolik. Kardinal Robert Francis Prevost, OSA, yang berasal dari Chicago, Amerika Serikat, dipilih sebagai Paus ke-267 Gereja Katolik. Pemilihan ini bukan hanya sekadar pergantian kepemimpinan, tetapi juga sebuah peristiwa yang sarat makna dalam konteks sejarah dan rohani.
Paus Leo XIV, yang merupakan anggota Ordo Santo Agustinus, dianggap sebagai simbol sejarah yang berputar. Ia membawa Amerika Serikat, negara dengan sejarah Protestan yang dominan, kembali ke akar Katoliknya. Pemilihan ini juga dilihat sebagai upaya penyembuhan perpecahan antara Katolik dan Protestan, terutama mengingat Martin Luther, tokoh Reformasi Protestan, dulunya adalah anggota Ordo Santo Agustinus.
Dalam pidato pertamanya sebagai Paus, Leo XIV menekankan pentingnya kasih dan dialog dalam membangun jembatan antarumat. Ia juga menegaskan komitmennya untuk melayani Gereja Katolik dengan rendah hati dan dedikasi. Paus Leo XIV diharapkan dapat membawa perubahan positif bagi Gereja Katolik dan umat Katolik di seluruh dunia.
Paus Leo XIV memilih nama Leo sebagai penghormatan kepada Paus Leo XIII, yang dikenal sebagai Paus sosial pertama dan penulis ensiklik Rerum Novarum. Dengan demikian, Paus Leo XIV menunjukkan komitmennya untuk melanjutkan warisan Paus Leo XIII dalam mempromosikan keadilan sosial dan kesejahteraan umat.
Terpilihnya Paus Leo XIV dianggap sebagai gerakan pulang, baik secara harfiah maupun simbolis, dari Amerika Serikat kembali ke Roma sebagai pusat Gereja Katolik. Peristiwa ini memiliki dimensi rohani yang mendalam, menunjukkan bahwa sejarah sedang menyembuhkan dirinya sendiri melalui pemilihan Paus Leo XIV.





