Salah seorang penulis buku lainnya, yakni Roy Fachrabi Ginting, menjelaskan bahwa buku berjudul Bunga Rampai Kisah Perjalanan Guru Pa Timpus Sembiring Pelawi Pendiri Kuta Madan dan Eksistensi Masyarakat Karo merupakan kumpulan berbagai tulisan dan catatan yang bersumber dari berbagai makalah, artikel di media masa, cerita lisan dan cerita rakyat.
“Buku ini dibuat dengan harapan dan tujuan agar kelak dapat menjadi salah satu sarana dan pintu masuk agar keseluruhan isi buku ini dapat disempurnakan menjadi karya ilmiah yang terlebih dahulu dibahas dalam forum seminar dan kajian akademik,” ujarnya.
Dikatakan Roy Fachrabi, buku tersebut juga dilengkapi kisah tentang eksistensi budaya masyarakat Suku Karo di Kota Medan secara khusus dan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara secara umum, baik pascawafatnya Guru Pa Timpus Sembiring Pelawi maupun pada masa kini.
Namun, diakuinya, tulisan di dalam buku berjudul Bunga Rampai Kisah Perjalanan Guru Pa Timpus Sembiring Pelawi Pendiri Kuta Madan dan Eksistensi Masyarakat Karo tersebut masih sangat jauh dari sebuah nilai kesempurnaan.
Karena itu, pihaknya mengharapkan agar buku tersebut dapat menjadi bahan riset dan penelitian bagi para penulis lain dan kalangan akademisi untuk lebih disempurnakan.
Berdasarkan catatan para penulis, menurut Roy, buku yang mengangkat tentang kisah perjalanan hidup Guru Pa Timpus Sembiring Pelawi hingga saat ini masih sangat sedikit.
Buku berjudul Bunga Rampai Kisah Perjalanan Guru Pa Timpus Sembiring Pelawi Pendiri Kuta Madan dan Eksistensi Masyarakat Karo juga melibatkan dua penulis lainnya, yakni Dr. Bakhrul Amal Khair, M.Si dan Drs. Akhmad Riza Siregar, M.Si.
Peluncuran buku dilakukan oleh keluarga besar keturunan Guru Pa Timpus Sembiring Pelawi yang diwakili Sidarta Sembiring Pelawi bersama ketua panitia John Peter Roy Kaban serta dilanjutkan dengan pemukukan pemukulan gong oleh Bupati Karo Cory S Sebayang sebagai tanda diresmikannya peluncuran buku setebal 170 halaman tersebut. D|Red-04