Program budidaya ikan kolam darat sistim bioflok di Kabupaten Samosir mulai membuahkan hasil. Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Mekar yang melakukan budidaya ikan nila berbuah manis dan melakukan panen perdana lansung bersama Bupati Samosir di Desa Sitoluhuta-Pangururan, 24/03.
Bupati Samosir Vandiko T. Gultom mengapresiasi kerja keras dan kemauan Pokdakan Mekar yang terus berusaha dan mengupgrade ilmu sehingga dapat membuahkan hasil yang lumayan bagus. “Ini masih Panen perdana, hasil panen satu kolam 250 kg dalam waktu panen 4 bulan, sudah cukup baik, kami mengapresiasi dan hasilnya sudah dapat dirasakan secara langsung,” kata Vandiko
Hasil sinergitas Pemkab Samosir dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan yang dijalankan saat ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi pembudidaya ikan lainnya untuk beralih dari KJA ke kolam darat sistim bioflok, terutama dalam menjaga kelestarian alam. “Ini potensi yang baik, ternyata bisa dan sudah berhasil. Dengan beralihnya dari KJA ke Bioflok akan membawa dampak perbaikan lingkungan Danau Toba. Pada dasarnya kami siap melakukan pendampingan dan pelatihan kepada masyarakat yang memerlukan kehadiran pemerintah,” ucap Vandiko
Kedepan, Bupati Samosir menekankan agar Budidaya ini dapat lebih dimaksimalkan melalui potensi yang ada dan pengalaman saat ini sehingga hasil panen dapat mencapai 500 kg/ kolam. Optimalisasi dimaksud dengan membuat pelet sendiri dari bahan sekitar untuk menekan biaya produksi. Kelompok pembudidaya ikan dihimbau mengikuti saran dari Dinas pertanian bagaimana agar hasil bisa optimal sehingga bisa meningkatkan perekonomian anggota Pokdakan. “Mari bekerjasama dengan baik. Program ini bersifat stimulan, harus dapat dimanfaatkan untuk budidaya berikutnya sehingga kedepan menjadi Pokdakan yang mandiri yang dapat meningkatkan nilai perekonomian bagi anggota kelompok,” tambah Vandiko
Dalam kesempatan ini, Bupati Samosir mendukung komitmen kelompok Mekar menjadikan desa Sitoluhuta menjadi “Kampung Nila”. Dengan komitmen dan konsistensi yang kuat, Vandiko yakin Desa Sitoluhuta dapat terintegrasi menjadi kampung nila.
Dari sisi analisa ekonomi, Kadis Ketapang dan Pertanian Tumiur Gultom menjelaskan, potensi perikanan bioflok sangat menjanjikan, selain gampang juga dapat mengurangi volume pakan, karena limbah yang dihasilkan ikan diolah kembali oleh mikroorganisme yang sudah ditabur menjadi pakan.
Kata Tumiur, hasil panen saat ini tidak terlepas dari pelatihan dan pendampingan yang dilakukan Dinas Ketapang dan Pertanian kepada Pokdakan. Kekurangan ilmu pembudidaya ikan difasilitasi dengan mendatangkan praktisi dari Medan.