Karena itu, lanjut Azlansyah, PKC PMII telah telah berbuat berbagai hal di masa sulit itu, di antaranya memberikan bantuan kepada masyarakat dan terhadap mahasiswa terdampak covid telah kita lakukan.
“Berdasarkan data APTISI tercatat 50 % mahasiswa tidak sanggup membayar SPP/UKT karena dampak wabah covid-19,” ungkap Azlansyah sembari menambahkan, untuk persoalan tersebut PKC PMII telah menggerakkan kader untuk mengawasi terlaksananya Program Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah bagi mahasiswa.
Dia menegaskan, pada masa pandemi ini dan berjalannya KIP Kuliah, maka jangan sampai ada mahasiswa yang tak mampu membayar. “Kita mendorong dan membantu melaporkan mahasiswa yang tidak mampu kepada pelaksana KIP,” tandas Azlan.
Begitu juga dampak pandemik terhadap perekenomian, papar Azlansyah, penghasilan masyarakat menurun. ”Banyak karyawan di PHK, masyarakat kehilangan mata pencaharian dan mungkin salah satunya adalah orang tua kita sendiri,” ulasnya.
Maka PKC PMII telah berupaya membantu masyarakat dengan menyumbangkan sembako mulai dari beberapa bulan yang lalu dan Insha Allah akan terus kita lanjutkan. Kemudian bersama cipayung telah mengembangkan home industry.
Dia menambahkan, ending dari kegiatan ini adalah untuk dapat memberikan sumbangsih berupa narasi-narasi dalam menjaga kebersihan, seperti pakai masker, jaga jarak dan lain-lainnya protokoler kesehatan yang diberlakukan di tengah masyarakat.
Kalau dalam masyarakat Isalam yang juga merupakan salahsatu elemen bangsa ini dikenal dengan ajarannya, yakni “Tolongmenolonglah dalam kebajikan dan takwa, kita harus kolaborasi menuntaskan problem Covid-19,” ungkapnya.
Begitu juga harapannya, kegiatan ini dapat memberikan kontribusi dalam menjaga dan menjalankan serta memelihara Persatuan Indonesia, yang pada Senin 17 Agustus 2020 seluruh masyarakat Indonesia memperingatinya.
Di akhir sambutannya Azlansyah memesankan pentingnya persatuan dalam kerangka berbangsa dan bernegara. “Pemimpin buat kebijakan, ulama dan mahasiswa serta masyarakat patuhi aturan atau kebijakan. Maka Insha Allah keselamatan dan keberkahan akan kita gapai,” tandasnya.
Dialog menghadirkan 4 nara sumber, selain Bobby Afif Nasuiton, 3 nara sumber lainnya adalah Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sumatare Utara Baharuddin Siagian dengan mengambil judul “Strategi Pengingkatan SDM Pemuda”, kemudian Franky Partogi Wijaya Sirait, judul “Ekonomi Politik”, sedangkan paparan berjudul “Milenial Multikuluturalisme Indonesia Emas 2045” dibawakan Adlin Tambunan diwakil Ficki Fadli Pardede. D| Med-41.