Pilkada Medan Harus Kondusif

Pilkada Medan Harus Kondusif
Wildan Anshori Hasibuan. Foto:D|Ist

Medan-Mediadelegasi: Suasana atmosfer politik menjelang perhelatan Pilkada Medan, Desember mendatang, mulai menggeliat. Masing-masing Partai Politik yang memiliki kursi di DPRD Medan, sudah mulai menyusun langkah-langkah Politik, menjaring dan menentukan siapa bakal Calon yang akan mereka usung.

Hal ini menjadi menarik, diantara calon yang nantinya akan bertarung, terdapat tokoh muda, meskipun ada beberapa masyarakat masih meragukan kemampuan calon muda ini untuk memimpin Kota Medan yang besar ini.

Salah seorang aktivis muda Kota Medan ketika dimintai tanggapan oleh Mediadelegasi  terkait munculnya tokoh muda di ajang kontestasi Politik Kota Medan.

“Sebagai orang muda, saya mengapresiasi munculnya Bobby Nasution sebagai salah satu kandidat bakal calon Walikota Medan pada Pilkada Medan Desember mendatang”, ujar Wildan Anshori Hasibuan SSosI, Rabu (5/8) di Medan.

Menurut Wildan sosok muda ini memiliki semangat dan visi membangun, Kota Medan butuh sosok yang bisa membawa kota ini menjadi lebih baik.

“Perdebatan soal apakah orang muda punya kemampuan dalam memimpin Kota sebesar ini, karena dianggap tidak memiliki pengalaman, tentu hipotesis seperti ini salah besar,” katanya.

Menurutnya, sejumlah tokoh muda yang saat ini memimpin di Kabupaten atau Kota, bahkan Propinsi sekalipun, mereka mampu.

Seperti Bupati di Tapanuli Tengah, relatif berusia muda dan dia mampu memimpin Kabupaten Tapteng, banyak terobosan yang di lakukan dan Pembangunan infrastruktur di sana berjalan, begitu juga di Tanjung Balai dan beberapa contoh orang muda yang memimpin di beberapa kota lain di Indonesia. “Inilah potret yang mematahkan argumentasi, bahwa orang muda tidak bisa memimpin, faktor leadership personal yang akan menentukan mereka mampu atau tidak dalam memimpin,” tambah mantan Presiden Mahasiswa UIN Sumut.

Menyangkut isu Politik identitas yang kerap mewarnai agenda politik, harus disikapi secara arif dan bijaksana, bukan didasarkan pada ketidaksukaan atau kebencian bahkan bersifat sentimen personal.

“Politik identitas, memang tidak bisa di hindari. Bahwa isu-isu agama selalu menarik di tampilkan sebagai isu politik dengan target tertentu, justru ini kurang relevan jika mengacu pada nama-nama yang bakal maju di bursa calon Kepala Daerah di Kota Medan,” ujarnya.

Dari nama yang semakin menguat, dia memprediksi pasangan muslim-muslim akan berkompetisi. “Jadi tidak ada alasan untuk memunculkan isu politik identitas terkait dengan agama”, tandas mantan Ketua Bidang Eksternal Badko HMI Sumut.

Dikatakannya, orang muda selalu akan memunculkan harapan baru. Perdebatan soal tua atau muda sebagai calon Pemimpin di Kota Medan, bukan menjadi persoalan yang harus di respon secara negatif.

“Dikotomi antara tua dan muda, pengalaman atau tidak punya pengalaman, bukanlah satu hal yang harus menjadi syarat, karena persoalan Kota Medan ini sangat kompleks untuk segera di perbaiki,” ujarnya.

Menurutnya, banyak PR Pembangunan Kota Medan yang sampai hari ini belum terealisasikan, diantaranya Pembangunan Islamic Center yang terhenti hampir 10 tahun lebih.

“Inilah tantangan bagi Bobby Nasution jika nantinya diberi amanah masyarakat Kota Medan sebagai Walikota. Jadi intinya perdebatan klasik seperti hal di atas tidak perlu dijadikan perdebatan,” katanya.

Menurutnya, saatnya adu gagasan dan adu program bagaimana menata Kota ini menjadi lebih baik, lebih humanis dan terpenting lebih aman serta kondusif, sehingga masyarakat yang beraktifitas merasa nyaman tidak khawatir terjadinya hal-hal yang menakutkan di luar sana. D|Med-67

Pos terkait