PMD-PPA Toba Bina KPM Cegah Kasus Stunting 

PMD-PPA Toba Bina KPM Cegah Kasus Stunting
Kadis PMD Toba, Hendri Silalahi (tengah) bersama narasumber saat pemaparan cegah stunting. Foto: D|oktober

Balige-Mediadelegasi: Mencegah menekan angka kasus Stunting (Kondisi gagal tumbuh pada Balita), PMD-PPA Kabupaten Toba bekerjasama dengan PMD Provinsi Sumatera Utara melakukan pembinaan bagi Kader Pembangunan Manusia (KPM), di Pendopo rumah dinas Bupati Toba, Kamis (7/7),

Kepala Dinas PMD Toba, Hendri Silalahi saat membacakan sambutan Bupati Toba di hadapan para KPM mengutarakan, Bayi lima tahun (Balita) sekarang ini adalah masa depan kita, pemimpin-pemimpin di masa yang akan datang. “Kalau orang ini stunting semua, kurang gizi, bagaimana kita dipimpin orang seperti itu,” katanya.

Dikatakan Hendri, jumlah yang mengalami stunting di Kabupaten Toba sebanyak 999 kasus pada tahun 2021, dan pada Februari 2022 sudah menurun menjadi 585 kasus.

Harapannya di akhir tahun ini bisa turun lagi hingga 200 sampai 100 kasus, meskipun tidak bisa sampai 0.

Dalam acara pembinaan para KPM ini tampil dua perwakilan PMD Provinsi Sumatera Utara sebagai narasumber yakni Tomson Purba dan Rizal Effendi dari Ditjen Bina Bangda Kemendagri.

Sementara itu Rizal Effendi perwakilan PMD Provsu di pendopo rumah dinas menyebutkan, adapun tujuan pelatihan ini ialah untuk peningkatan kapasitas KPM di desa masing-masing.

Diterangkan Effendi, KPM di desa bertugas untuk melakukan pendataan dan pendampingan, serta memberikan masukan, bagaimana asupan gizi yang cukup untuk ibu hamil, dan bagaimana merawat bayi sejak dalam kandungan atau di 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

“Faktor lain penyebab stunting adalah kebersihan diri, kebersihan lingkungan, sanitasi yang baik, dan ketersediaan air bersih.

KPM juga harus memastikan, ibu dan bayi mendapatkan layanan kesehatan. Dan dengan data yang akurat, bantuan seperti pemberian makanan tambahan pada balita, akan menjadi tepat sasaran.

“Stunting dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan otak dan fisik, sehingga nantinya prestasi belajar menjadi rendah, mudah sakit, dan perkembangan tubuh yang tidak optimal sesuai dengan usia”, kata Rizal Effendi. D|Tsa-36