“Semuanya telah mengikuti program guru penggerak tersebut,” ujar Bobby Nasution.
Sementara itu, Mendikbud Ristek, Nadiem Makarim mengatakan, dalam menggelar Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) yang paling penting adalah mengakselerasi vaksinasi dan protokol kesehatan (prokes) yang ketat. Berdasarkan semua riset, Nadiem mengatakan semuanya menunjukkan anak Indonesia telah kehilangan satu tahun pendidikan yang efektif sehingga dapat berdampak permanen apabila tidak di segera sikapi.
“Apabila tidak segera disikapi berakibat terjadinya learning loss bagi anak didik, terutama bagi anak PAUD dan SD, PTMT ini sangat perlu dilakukan dibanding tingkat SMP dan SMA. Sebab, di tingkat PAUD dan SD yang paling rentan mengalami penurunan pembelajaran.”kata Nadiem Makarim.
Oleh sebab itu Nadiem Makarim meminta kepada setiap Kepala Daerah agar memprioritaskan vaksinasi kepada guru, baru setelah itu para siswa yang berumur 12 – 18 tahun.
Di samping itu, lanjut Nadiem Makarim lagi dalam PTMT ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga akan mendorong dilakukannya testing secara random kepada guru dan murid tingkat nasional.
“Kami memohon dukungan dari setiap kepala daerah untuk mendukung kegiatan ini. Hal ini dilakukan agar diketahui positive rate di sekolah selama PTMT berlangsung,” ujarnya lagi.
Sedangkan terkait program guru penggerak, Nadiem menyampaikan bahwasannya ini merupakan program yang sangat penting karena akan membawa perubahan bagi guru-guru lainya.
“Guru penggerak ini akan menjadi prioritas dalam menempati kedudukan kepala sekolah atau pengawas sekolah, maka mereka yang telah lulus seleksi program guru penggerak inilah yang akan diprioritaskan untuk menjadi kepala sekolah dan pengawas di masing-masing daerah,” jelasnya. D|Med-82