PENETAPAN Butet Manurung pemilik nama asli Saur Marlina Manurung sebagai ‘Role Model’ Barbie dari kompetisi 12 model pasti bukan tidak memiliki alasan.
Butet, wanita Batak kelahiran Jakarta tahun 1972 ini mewakili Indonesia dari bidang pendidikan yang menginspirasi dan memberi harapan bagi anak-anak perempuan untuk berani mengejar mimpi pada Hari Perempuan Sedunia 2022.
Dua belas perempuan tersebut dinilai memiliki kontribusi nyata dalam bidangnya dan menjadi panutan, termasuk Butet Manurung.
“Saya merasa tersanjung karena terpilih menjadi salah satu dari 12 Model Peran Global Barbie dan mewakili multikulturalisme Indonesia. Harapan saya kepada semua gadis muda untuk percaya pada diri mereka sendiri, bahwa Kamu Bisa Menjadi Apa Pun yang Kamu impikan, apa pun.. mengutip Paulo Cuelho, ‘Ketika Kamu menginginkan sesuatu, seluruh alam semesta berkonspirasi untuk membantumu mencapainya,” kata Butet di Instagramnya, Selasa kemarin.
BACA JUGA: Rensus Sari Turnip, Putra Batak Atlet MMA Berprestasi
Butet Manurung dikenal atas jasanya membangun Sokola Institute yang fokus pada pendidikan di daerah terpencil Indonesia sejak 2003. Pada 2004, Butet Manurung juga sempat menjadi salah satu Hero of Asia dalam majalah Time. Kemudian, pada 2014 ia menerima ‘Asia Nobel Prize’, penghargaan Ramon Magsaysay.
Dalam potret Barbie, Butet Manurung ditampilkan mengenakan kemben berwarna merah yang dipadukan dengan kain tradisional berwarna hitam. Busana Indonesia itu dilengkapi kalung dari biji asoka. Sementara rambutnya yang hitam panjang digulung ke atas.
Kampanye 12 Barbie’s Global Role Models dibuat sebagai bagian dari perayaan Hari Perempuan Internasional setiap 8 Maret. Kampanye ini diharapkan menginspirasi para perempuan di seluruh dunia.
Lewat situs resminya, Barbie menyebutkan bahwa 12 Barbie’s Global Role Models didedikasikan untuk membantu membangun kepercayaan diri dan memperkuat potensi tak terbatas dari para perempuan di mana pun mereka berada.
Butet dikenal dunia dan sering menerima berbagai penghargaan internasional. Beberapa diantaranya, seperti Man and Biosphere Award UNESCO 2001, Hero of Asia 2004 dari Majalah TIME, Ashoka Fellow 2006, Asia Young Leader 2007, Young Global Leader 2009, Ernst and Young Indonesian, Social Entrepreneur of the Year 2012 dan Asia Nobel Prize Ramon Magsaysay Award 2014.
Pada tahun 2011, ia juga telah menyelesaikan pendidikan masternya di jurusan Applied Anthropology and Development Participation dari Australian National University. Tahun 2012, ia juga pernah mengikuti kursus Global Leadership and Public Policy di Harvard Kennedy School, Harvard University. D|Red|berbagai sumber