Medan-Mediadelegasi: Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Medan Benny Iskandar mengungkapkan terdapat tiga faktor utama yang menjadi penyebab banjir di Kota Medan.
“Ada tiga faktor penyebab terjadinya banjir di Medan selama ini, yaitu hujan dengan intensitas tinggi termasuk di kawasan pegunungan atau di hulu daerah aliran sungai, kondisi drainase yang tidak berfungsi secara baik, dan air pasang atau rob di Belawan,” katanya di Medan, Sabtu (3/12).
Benny menyampaikan hal itu saat menjadi salah satu dari empat narasumber yang tampil dalam Dialog Interaktif “HorasMedan” bertajuk Cuaca Ekstrem Datang, Banjir Menerjang (Antara Kewaspadaan dan Penanggulangan) yang diselenggarakan Mediadelegasi.
BACA JUGA: Medan Perkuat Kolaborasi Atasi Banjir
Diakuinya, banjir yang melanda sebagian besar kecamatan di Kota Medan beberapa pekan lalu atau tepatnya pada 18 Nopember 2022 merupakan salah satu peristiwa banjir terparah di ibu kota Provinsi Sumatera Utara (Sumut) itu.
Sebagaimana pada peristiwa serupa sebelumnya, bencana alam banjir itu dipicu naiknya air sungai karena hujan deras di daerah hulu dan di wilayah Kota Medan.
Pada saat terjadi hujan deras yang berlangsung dalam rentang waktu beberapa jam, banyak drainase tidak bisa berfungsi secara maksimal mengalirkan air ke sungai.
“Kami memperkirakan di Medan ada lima daerah aliran sungai ditambah beberapa sungai kecil yang berpotensi memicu banjir,” ucapnya.
Kendati demikian, menurut Benny, Pemerintah Kota (Pemkot) Medan berkomitmen dan memiliki keseriusan yang kuat dalam mengantisipasi dan menanggulangi persoalan banjir, di antaranya mempercepat upaya rekonstruksi fungsi drainase dan membangun kolam retensi.
“Kami tidak tinggal diam dan akan terus berupaya untuk melakukan yang terbaik dalam penanggulangan banjir di seluruh kecamatan di Kota Medan,” tegasnya.
Bahkan, kata dia, Pemkot Medan telah menjadikan persoalan banjir masuk dalam salah satu program prioritas yang akandituntaskan melalui kolaborasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Pemerintah Provinsi Sumut, di antaranya dalam hal pembangunan tanggu rob di Kecamatan Medan Belawan.
Kolaborasi dan koordinasi dalam hal pembangunan tanggul rob, menurut dia, hasilnya nanti tidak hanya mengatasi persoalan banjir yang selama ini dikeluhkan masyarakat, tetapi juga mencakup masalah kemiskinan maupun kesehatan di wilayah utara Kota Medan itu.
Dalam konteks penanganan banjir, lanjutnya, Pemkot Medan tetap mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Medan Tahun 2021-2026 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) untuk 20 tahun yang disusun dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005 dan Rencana Tata Ruang Wilayah atau RTRW.