Medan-Mediadelegasi: Arjon Turnip PhD menyebutkan pendidikan di Indonesia cenderung menurun, sehingga memerlukan inovasi.
Chair of IEEE IS CSS/RAS Join Chapters, Director of Toba Research Center, Departement of Electrical Engeering, Universitas Padjadjaran ini melihat model pendidikan di Korea membandingkan masa dia bersekolah saat SD di Samosir.
“Model pendidikan di korea, mirip dengan pendidikan saya saat SD, keras dan disiplin,” katanya saat mengurai materi pada sesi kedua dalam workshop inovasi pendidikan dan pengajaran, kerjasama Mediadelegasi-IEEE, Sabtu (28/5), di hadapan para guru .
Menurutnya banyak faktor yang mempengaruhi. Karenanya, para guru harus sepakat merubah mindset diri dan anak didik.
Arjon Turnip mereferensikan keprihatinan, rata-rata skor kompetensi dalam Uji Kompetensi Guru yang pointnya masih jauh di bawah rata-rata. “Guru perlu inovasi. Secara spesifik kita sedang berjuang untuk membangun masa depan anak kita,” katanya.
BACA JUGA: Mediadelegasi Menggerakkan Informasi Pendidikan
Arjon Turnip menganalogikan pompa air. “Kalau kita mau anak-anak berkembang maka perlu tekanan, seperti tekanan pompa menaikkan air. Ini dalam maksud inovasi untuk keberhasilan,” katanya.
Menurutnya lagi, sebuah tangga, salah satu kaki kiri dimaknai sebagai pendidikan, kaki kanan keahlian. “Kedua kaki memerlukan keseimbangan, untuk membangun kreativitas,” ujarnya.
Putra daerah Pardomuan Nauli, Samosir ini juga mengungkapkan, para guru saat ini dituntut mempersiapkan generasi sebagai tenaga kerja yang bentuk pekerjaannya belum ada. “Artinya anak-anak harus dipersiapkan mampu beradaptasi dengan keadaan secara cepat,” katanya.
Menghadapi ini, kata dia, para guru harus mampu berfikir secara 4c (Communication, Collaboration, Critical thinking and problem solving serta creativity and innovation), jika tidak, tak mungkin menghasilkan produk yang inovatif.
“Ini program kemitraan dosen LPTK dengan guru di sekolah tahun 2022, ini sangat penting dalam menghadapi Iptek sebagai unsure kemajuan peradaban manusia,” katanya.
Dia pun mengutip Charles Darwin, sukses bukan orang pintar, tapi orang yang merespon perubahan. Para guru, katanya, penting memahami 10 kiat sukses, adalah Jujur, Disiplin,Networking, Dukungan keluarga.
Kemudian, bekerja lebih keras dari yang lain, mencintai apa yang dikerjakan, kepemimpinan yang baik dan kuat, semangat dan berkepribadian kompetitif, pengelolaan kehidupan yang baik dan kesepuluh kemampuan menjual gagasan. D|Red