Bangun Drainase Asal-asalan, FKPPI Mau “Shock Terapi” Pemborong PUPR Langkat

Bibir dan Dinding Drainase tampak terkelupas
Bibir dan Dinding Drainase tampak terkelupas

Langkat-Mediadelegasi:  Seperti lazimnya, pada akhir tahun seperti saat ini, Desember 2020, proyek  di tengah-tengah masyarakat banyaknya bak cendawan di musim hujan. Namun dari sekian menjamurnya proyek itu, terlihat aneh untuk pekerjaan drainase di Kabupaten Langkat.  

Setidaknya, dari pantauan Mediadelegasi, Sabtu (5/12), tampak proyek pembangunan drainase di   lingkungan I dan II Kecamatan Sawit Sebrang tak memiliki plang alias siluman. Selain itu, pekerjaan yang menggunakan duit rakyat itu terlihat kupak-kapik.

Persis pada bibir drainase di proyek ‘siluman’ itu , tampak bekas tambalan semen yang diperkirakan baru hitungan hari telah terkelupas alias kupak-kapik. Begitu juga dari dinding drainase terebut selain terlihat penambalannya tak rata dan rapi juga dibeberapa titik telah terkelupas.

Bukan cuma itu, ketika ditelusuri sepanjang proyek drainase yang diperkirakan 263 meter itu, juga pekerjaannya terkesan asal-asalan, tampak tambalan semen pada dinding dan bibir drainase tidak merata alias lompat-lompat dari titik satu ke titik yang lainnya.

Tak itu saja, dari terkupaknya tambalan semen pada bibir dan diding drainase, butiran pasir sebagai salahsatu materialnya dalam pembangunan tersebut tampak tak merekat, bahkan terurai antara semen dan batu.

Begitu juga terhadap dinding drainase yang ditambal, dibeberapa titik sangat tampak jelas kalau penambalan dinding tak sampai pada bibir drainase,  dari beberapa titik ada sekira tinggi 5 cm lagi dari dinding ke bibir drainase yang tak ditambal semen. Artinya ketinggian dinding yang ditambal tak merata, ada yang tinggi dan ada yang rendah.

Menyikapi itu pun, Ketua FKPPI Rayon 0215-18 Kecamatan Sawit Seberang Rudi Hartono Sembiring gerah, hingga angkat bicara. “Kalau melihat kondisinya, kita yakini kwalitas campuran semen dan pasir serta batunya diduga kuat tak sesuai bestek,” ungkapnya.

Dia juga menjelaskan, meskipun tanpa plang proyek, dari lokasi kegiatan tersebut, disyaki bangunan drainase tersebut merupakan pekerjaan yang dananya di plot di PUPR Kabupaten Langkat.  

Dan kalau melihat kondisi proyek itu,  layalah pekerjaan tersebut dilebelli proyek ‘siluman’ dan asal-asalan. “Tak beres pekerjanya ini, asal-asalan dan diduga dengan tidak dipasangnya plang ployek adalah untuk mengelabui warga dan pegiat sosial, sehingga luput dari pantauan,” cibir Rudi Hartono.    

Padahal, sambung Rudi Hartono, proyek dranase PUPR Langkat di Kelurahan Sawit Seberang harus lebih baik, khususnya di lingkungan I dan II yang merupakan saran paling vital untuk menampung lintasan air di kelurahan ini.

“Kalau pembangunannya asal-asalan seperti yang kita lihat tersebut, maka diyakini akan roboh. Apalagi di musim penghujan seperti sekarang ini. Bila seperti itu maka sia-sialah anggaran dari rakyat yang digelontorkan tersebut,” tegasnya.  

Meskipun begitu, Rudi Hartono juga memberikan saran, agar rekanan atau pemborong drainase dalam pekerjaannya harus sesuai dengan bestek dari pemerintah.

“Plang harus dipasang, lebar dan kedalaman serta tingginya dinding harus sesuai. Kalau tidak sesuai harus diberikan shock therapy alias peringatan bin warning kepada pemborong,” celutuknya. D|Lkt-San

Pos terkait