Bandung-Mediadelegasi: Fakultas Teknik Fisika Institut Teknologi Bandang (ITB) bekerja sama dengan Schneider Electric Indonesia menggelar lokakarya atau workshop Otomasi Cerdas atau “Automate Smarter” bertajuk ‘IEC 61499 Meet Cybersecurity’.
Sebagai informasi, Schneider Electric Indonesia dan ITB memiliki kerja sama di bidang energi dan otomasi. Konsep IEC di Indonesia terwujud melalui kegiatan seperti ITB Entrepreneurship Challenge (IEC) yang bertujuan mengembangkan kewirausahaan di kalangan mahasiswa.
Workshop berlangsung di ruang rapat Teknik Fisika ITB Bandung, baru-baru ini, diikuti sekitar 50 orang mahasiswa Teknik Fisika ITB dan sejumlah peserta lain secara luring dengan menghadirkan pembicara utama Albert Ryan selaku Senior System Architecture Engineer at Schneider Electric Indonesia.
Dalam lokakarya yang dipandu oleh Guru Besar Teknik Fisika ITB Prof. Ir Endra Joelianto, Ph.D tersebut, Albert Ryan mengulas keterbatasan standar IEC 61131 dalam menghadapi otomasi industri yang kini semakin terdistribusi dan terhubung.
Solusinya, menurut dia, adalah arsitektur ‘eventdriven’ IEC 61499 yang dinilai lebih modular, dapat dipakai ulang atau reduse, dan skalabel, sekaligus merupakan fitur kunci di era industri 4.0.
Dikatakan Albert, lonjakan Industrial Internet of Things (IIoT) turut memperkuat urgensi ini. Pemikiran ini didasarkan atas jumlah perangkat terkoneksi yang terus mengalami peningkatan pertumbuhan semakin pesat.
“Pertumbuhannya tahun 2025 ini diproyeksikan bakal mencapai 75 miliar unit, sehingga permukaan serangan siber diperkirakan bakal kian luas,” ujar dia.
Disebutkannya, hasil survei Morgan Stanley menempatkan cybersecurity atau keamanan internet sebagai hambatan terbesar dalam hal adopsi IIoT, atau berpotensi melampaui kendala “legacy system” maupun biaya investasi awal.
Dampak serangan dapat berupa, antara lain kehilangan ketersediaan kontrol, kerusakan peralatan, cedera personel dan pelanggaran regulasi.
Statistik global mencatat, insiden keamanan diperkirakan meningkat hingga 67 persen dalam lima tahun terakhir dengan rata-rata mencapai 3,8 juta dolar AS per insiden.