Kemenparekraf Kampanye Sadar Wisata di Kawasan Danau Toba

Kemenparekraf Kampanye Sadar Wisata di Kawasan Danau Toba
Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Pariwisata Kemenparekraf Florida Pardosi Florida Pardosi (kedua kiri) dan Deputi Pengembangan Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf Martini M (kiri) disambut tarian adat Batak pada acara pembukaan Biannual Tourism Forum (BTF) di Kabupaten Simalungun, baru-baru ini. Foto: O. Napitupulu

Simalungun-Mediadelegasi: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggelar rangkaian kegiatan Kampanye Sadar Wisata 5.0 di lima kabupaten se kawasan Danau Toba, Sumatera Utara.

“Melalui program kampanye Sadar Wisata, kami optimis warga mampu mengembangkan potensi desa wisata,” kata Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Pariwisata Kemenparekraf Florida Pardosi saat menyampaikan paparan pada kegiatan Biannual Tourism Forum (BTF) di Kabupaten Simalungun, 20-21 Maret 2023 lalu.

Program BTF adalah salah satu program berkelanjutan yang diselenggarakan oleh Kemenparekraf sejak tahun 2019 di Destinasi Pariwisata Super Prioritas di Indonesia termasuk Danau Toba.

Bacaan Lainnya

Disebutkannya, kegiatan yang menyasar pada 18 desa wisata di lima kabupaten se kawasan Danau Toba tersebut bertujuan untuk mengolah potensi pariwisata setempat, sehingga dapat diolah menjadi produk pariwisata yang bernilai jual.

Para peserta BTF terdiri dari utusan desa wisata, antara lain Desa Lumban Silintong , Desa Sigapiton Desa Parparean I di Kabupaten Toba, Desa Tongging (Kabupaten Karo), Desa Huta Tinggi (Kabupaten Samosir) dan Desa Sibandang diKabupaten Tapanuli Utara.

Di hadapan sejumlah peserta BTF, Florida menegaskan perlu ada program pendukung pengembangan SDM dalam dunia pariwisata yang konkret.

“Kita harus bisa memastikan kebutuhan dan ketersediaan SDM Pariwisata yang memadai melalui program-program kepariwisataan yang mendukung pengembangan SDM dan pariwisata,” katanya.

Program tersebut, kata Florida, dapat melahirkan agen perubahan yang akan menjaga keberlanjutan pengembangan pariwisata di desa serta kelembagaan desa yang dibutuhkan untuk melakukan pengawalan.

“Kami butuh kita sama-sama bekerja supaya bisa membantu menjadikan desa wisata sebagai destinasi yang bisa ditawarkan Indonesia,” tuturnya.

Untuk mencapai sasaran tersebut, Florida mengajak segenap masyarakat di masing-masing desa wisata agar senantiasa berupaya memberikan pelayanan terbaik dan senantiasa mengedepankan sikap ramah kepada setiap tamu yang dalam hal ini adalah wisatawan.

“Anggaplah tamu yang datang itu semuanya tulang (paman dari pihak ibu dalam adat istiadat Suku Batak). Tentunya, kita dalam hal ini harus memberikan yang terbaik kepada tamu,” paparnya.

Sementara itu, Deputi Pengembangan Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf Martini M pada kesempatan yang sama mengajak para peserta dari perwakilan desa-desa wisata untuk memanfaatkan kesempatan dengan baik, sehingga program Sadar Wisata menjadi tepat sasaran dan tepat manfaat guna membangkitkan kembali sektor pariwisata yang sempat terpuruk karena pandemi COVID-19.

“Kita harus bangkit bersama, lebih cepat, lebih kuat dengan mengedepankan adaptasi, inovasi dan kolaborasi,” ucap Martini.

Ditambahkannya, setiap desa wisata harus bisa menampilkan potensi yang ikonik dan menawarkan produk-produk industri kreatif yang khas serta menarik di mata para pengunjung.

“Desa Wisata membutuhkan “branding” dengan cara mengangkat keunikan lokal,” sebut Martin. D|Tsa-36