Jakarta-Mediadelegasi : Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyambut baik peluncuran Kalender Hijriah Global Tunggal yang dilakukan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ia menilai bahwa inisiatif ini merupakan langkah positif dalam menyatukan sistem penanggalan Islam.
Nasaruddin menjelaskan bahwa metode hisab dan rukyah sebenarnya bermuara pada tujuan yang sama. Muhammadiyah menggunakan hisab sebagai informasi, lalu dikonfirmasi melalui rukyah. Sementara ormas Islam lainnya menjadikan rukyah sebagai informasi yang dikonfirmasi melalui hisab.
Menag menilai bahwa harmoni metode hisab dan rukyah sudah mulai tampak jelas, khususnya dari penetapan awal Ramadhan dan Lebaran 2025 yang berhasil disepakati bersama. Ia berharap bahwa kesepakatan ini dapat terus berlanjut di masa depan.
Nasaruddin juga menekankan bahwa kecanggihan teknologi saat ini dapat membantu meningkatkan kesepakatan dalam penentuan awal bulan dalam kalender hijriah. Dengan teknologi yang semakin canggih, perbedaan dalam penentuan awal bulan dapat diminimalkan.
PP Muhammadiyah resmi meluncurkan Kalender Hijriah Global Tunggal pada Rabu (25/6/2025). Kalender ini disusun berdasarkan kriteria wujudul hilal global dan diharapkan menjadi acuan internasional bagi penentuan awal bulan dalam kalender hijriah.
Ketua PP Muhammadiyah Bidang Tarjih dan Tajdid, Syamsul Anwar, menyampaikan bahwa kalender ini merupakan hasil kajian panjang yang melibatkan pertimbangan akademik dan kemaslahatan umat global. Kriteria wujudul hilal global digunakan sebagai dasar penentuan awal bulan dalam kalender hijriah.
Muhammadiyah juga menyatakan kesiapan untuk berdialog dan menjalin sinergi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah dan ormas lain, guna menyatukan sistem penanggalan Islam secara lebih luas. Nasaruddin Umar menilai bahwa hal ini adalah bentuk dari kecerdasan kolektif umat Islam dalam menyikapi perbedaan dan menuju kesatuan dalam ibadah.