“Mudah mudahan setelah diresmikan, akses sosial dan perekonomian dapat lancar,” tambahnya.
Menurutnya, untuk sementara akses penghubung yang dibangun dengan anggaran perubahan itu hanya jembatan sifatnya masih darurat.
“Kami memang berencana membangun jembatan permanen sebagai pengganti jembatan yang ambruk itu. Namun, untuk membangun jembatan permanen dibutuhkan kematangan perencanaan. Mengingat, tanah di lokasi itu cukup labil,” jelasnya.
Ia menambahkan butuh penelitian dan kematangan perencanaan dan tak bisa begitu saja membangun jembatan permanen baru.
“Jangan sampai pengalaman kemarin (ambruk) itu terjadi lagi dan menjadi evaluasi bagi kami. Intinya, jembatan permanen masih direncanakan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ia mengatakan setidaknya dengan adanya jembatan sementara ini, mobilitas warga bisa kembali berjalan normal.
“Sehingga, bisa membantu percepatan pemulihan ekonomi warga di kedua wilayah perbatasan yang saat ini masih dalam bayang-bayang pandemi Covid-19,” ucapnya.
“Meski bersifat sementara, mudah-mudahan jembatan bodem bisa mempermudah akses dan aktivitas warga. Kami ingatkan, agar jembatan ini bisa dirawat dan dijaga. Kendaraan-kendaraan berat yang tonasenya tinggi, tidak boleh melintas atau dibatasi,” jelas Bupati. D/Jbr-Par