Pengerukan Alur Aek Tano Ponggol ‘Masih Kayak Gini’

Pengerukan Aek Tano Ponggol Masih Kayak Gini
Pengerjaan pengerukan alur Aek Tano Ponggol masih sekadar. Urakan galian masih menggunung di alur sungai dengan alat berat seadanya. Foto:D|medan|nanda kr

Selain untuk mendorong perkembangan potensi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Danau Toba, pengerukan alur Aek Tano Ponggol akan lebih mempertegas keberadaan Samosir sebagai Pulau.

PULAU Samosir, kalau datang dari Jalur Lintas Sidikalang-Dolok Sanggul atau arah Barat, tidak perlu menggunakan jasa kapal penyeberangan seperti dari Tigaras-Simanindo, Ajibata-Tomok, Muara-Nainggolan dan lain-lain.

Dengan kendaraan, meluncur dari menara pandang Tele, tanpa terasa sudah memasuki Pangururan, Ibukota Kabupaten Samosir.

Jembatan penghubung Pulau Sumatera di atas alur sungai bekas peninggalan Belanda itu hanya beberapa meter, bagai melintasi gundukan, sudah berhasil menyeberang ke Pulau Samosir. Pengerukan alur ini akan lebih mempertegas keberadaan Samosir sebagai Pulau.

Termasuk untuk mendorong perkembangan potensi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba, pemerintah mengucurkan dana lumayan besar.

Pengerukan alur Aek Tano Ponggol sudah dimulai, untuk alur sungai sepanjang 1,5 kilometer dan lebar 80 meter dengan kedalaman lima meter telah dimulai oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II, Ditjen Sumber Daya Air (SDA).

Pemandangan yang terlihat Rabu 9 Juli pekan lalu, pengerjaan pengerukan masih sekadar. Pengorekan alur Aek Tano Ponggol, kok masih kayak gini. Urakan galian masih menggunung di alur sungai khususnya di hilir atau arah Selatan jembatan, dengan alat berat yang seadanya terpacak di bibir sungai.

Padahal target dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga segera melakukan pembangun fisik jembatan Aek Tano Ponggol dengan Panjang total 294 meter, sebagai penghubung Pulau Sumatera dengan Pulau Samosir dimulai tahun ini. Ditjen Bina Marga menganggarkan pagu Rp287 miliar untuk proyek ini.

Jembatan Aek Tano Ponggol untuk memudahkan akses wisatawan menuju dan dari Pulau Samosir melalui jalur darat.

Informasi dari berbagai sumber diperoleh, tentang ketinggian jembatan sehingga Kapal Cruise Wisata bisa melintas mampu memukau, sempat menjadi perbincangan yang memanas.

Namun BPIW telah menyusun studi kelayakan dengan kesimpulan hasil kajian, jembatan tidak perlu dibangun terlalu tinggi, sehingga tidak memerlukan anggaran yang besar. Semula dengan ketinggian 15 meter menjadi 8 meter dianggp lebih realistis dan lebih murah.

Rencananya, lintasan di jembatan baru Aek Tano Ponggol akan menyediakan dua lajur, sebagai desain baru yang diharapkan menjadi ikon baru di Danau Toba yang mendongkrak pertumbuhan ekonomi di pesisir Danau Toba.

Jembatan Aek Tano Ponggol penghubung Pulau Sumatera dengan Pulau Samosir saat ini. Foto: D|medan|nanda kr

Wikipedia mencatat, Tano Ponggol adalah sebuah jembatan yang menghubungkan Pulau Samosir dengan Pulau Sumatra –lebih tepatnya Sumatra Utara. Tano Ponggol ini berada di Pulau Sumatra Utara, persisnya di Pangururan, jalan keluar menuju Aek Rangat, tempat pemandian air panas yang enak dan arah ke Tele.

Tano Ponggol ini dikerjakan puluhan tahun yang lalu, sekitar tahun 1907 oleh negara Belanda menurut salah satu tokoh masyarakyat Pangururan, dan sudah beberapa kali dikeruk tetapi masih tetap saja dangkal, tidak bisa dilalui kapal feri. Maksud dan tujuan dikeruk ialah untuk membangun terusan Danau Toba dari arah Tao silalahi dengan tao arah Pangururan sekitarnya. D|Red-02

Pos terkait