Rektor UINSU Berikan Apresiasi dan Luruskan Isu Plagiasi

Rektor UIN Sumut tengah mengenakan kemeja batik
Rektor UIN Sumut tengah mengenakan kemeja batik

Medan – Mediadelegasi: Dugaan plagiasi rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) yang berkembang di lingkungan kampus, yang belakangan memunculkan idealisme sejumlah mahasiswa dengan melakukan aksi mogok makan. Akhirnya mengundang kepedulian Rektor UINSU Prof Syahrin Harahap.

Hingga akhirnya, para mahasiswa diterima dan rektor UINSU turun langsung untuk memberikan kejelasan terhadap isu plagiasi yang dituntut para mahasiswa. Bahkan selain itu, orang nomor satu di kampus jajaran Kemenag di Sumut itu memberikan apresiasi atas aksi idealisme mahasiswa tersebut.  

“Saya menghargai aspirasi yang disampaikan mahasiswa saya, aksi ini adalah wujud idealisme yang tinggi, khususnya terhadap dunia akademik,” kata Prof Syahrin Harahap usai pertemuan dengan sejumlah mahasiswa yang menggelar aksi mogok makan, kemarin.  

Bacaan Lainnya

Dia menjelaskan, dengan idealisme mahasiswa ini, maka dirinya semakin yakin bahwa UINSU yang motonya adalah ‘UIN Kita” ke depan akan lebih maju.  “Mereka mahasiswa cerdas, sangat dibutuhkan UIN untuk kemajuan Islam, dan saya berharap mereka bisa menjadi calon-calon pemimpin hebat di masa depan,”ungkapnya.  

Apalagi, terang Syahrin, tuntutan yang mereka sampaikan adalah bentuk idealisme yang tinggi, tanpa ditunggangi siapapun, itu mesti dihargai. “Dan saya perlu turun menemui mereka, agar idealisme mahasiswa ini tetap murni dan tak ditunggangi,” urainya.  

Oleh karena itulah, jelas Syahrin, kepada mahasiswa yang menyampaikan aspirasi lewat aksi luar biasa tersebut telah dijelaskan duduk persoalan isu dugaan plagiasi yang ditudukan ke dirinya, “Saya jelaskan dengan terang dan gambalnag bahwa plagiasi itu tidak perna ada,” ungkapnya.

Plagiasi tidak pernah terjadi, lanjut Syahrin, terhadap makalah berjudul ‘The Image of Indonesia in the world: An Interreligious Perspective’. “Itu  saya yang menulis, diterjemahkan oleh teman saya, dan saya sampaikan di UTE University serta diterbitkan oleh majalah Hubungan Internasional Jerman,” rincinya.

Dugaan plagiasi itu mengemuka, jelasnya, setelah ada orang lain yang menyebut makalah itu sebagai milik dua penulis, dan orang yang mengklaim sebagai penulis lainnya telah menyampaikan makalah itu di dalam negeri, tanpa sepengetahuannya. “Padahal sebenarnya makalah itu adalah milik saya,” ulas Syahrin.

Tapi itu pun bukanlah masalah prinsipil, lanjut Syarhin, terlebih lagi di dua makalah itu tercanntum nama dirinya. “Dalam makalah yang terbit di dalam negeri maupun di luar negeri itu, tetap nama saya tercantum sebagai penulis.

Pos terkait