Tidak sampai di situ, Helen melanjutkan, saat dirinya sudah di dalam mobil si bapak yang tidak dikenalnya tadi kembali mendatanginya ke mobil dengan arogan dan memaksa dirinya untuk berbicara.
Karena si bapak tersebut memaksa, dirinya pun kemudian turun dari mobil. Bahkan si bapak saat itu semakin arogan, yang memaksa dirinya harus menunjukan identitas dirinya (KTP-red) kepada si bapak tersebut yang membuat Helen mengaku kebingungan.
“Kemudian saya bilang, ‘Bapak kenapa? Ada apa?’ Kemudian, si bapak bilang, ‘Ibu siapa?’ Dan saat itu saya jawab, ‘Saya temannya yang punya mobil,’ kemudian si bapak itu bilang lagi, ‘Ini mobil dinaskan?’ trus saya jawab, Nah bapak kan bisa lihat sendiri bahwa ini mobil dinas’.
Kemudian si bapak bilang, ‘Bu minta KTP Ibu’ kemudian saya jawab, ‘Oh sorry pak saya gak bawa KTP’. Karena si bapak memaksa minta KTP, saya jadi bingung bapak ini siapa? Dan punya hak apa memaksa untuk minta KTP saya.
“Karena Pak Camat belum turun dan saya bingung menghadapi si bapak ini, akhirnya saya naik ke atas mau tanya Pak Camat siapa gerangan bapak-bapak ini yang maksa saya harus kasi KTP,” ujar Helen menceritakan kearoganan para lelaki yang mengerumuninya.
Lebih lanjut, Helen mengungkapkan ketika dirinya sedang jalan menuju tangga, saya melihat ada satu ibu sedang merekam Video dirinya tanpa hak saat sedang menaiki tangga.
“Hal ini membuat saya semakin bingung lho kenapa dia merekam saya? Tapi saya terus berjalan sampai ke ruangan. Kemudian ngobrol bersama si bapak tadi dan si ibu yang merekam saya beserta teman temannya di dalam ruangan. Gak berapa lama kemudian Billy sampai juga di tempat karaoke. Sesampainya Billy di tempat gak berapa lama kami pulang. Kemudian Pak Camat mengantarkan saya pulang sampai depan rumah,” tutup Helen.
Ketika di tanya terkait Pelaporan Dugaan pemerasan yg kemudian diketahui adalah oknum wartawan, Helen menjawab, secara pribadi dia sangat setuju dengan langkah pak camat tersebut, bahkan dia siap memeberikan keterangan atas pelaporan tersebut.
Helen juga menambahkan bahwa tindakan arogansi menyerupai aksi-aksi premanisme seperti ini jangan terulang lagi. “Cukuplah saya yang menjadi korban yang terakhir, jangan terulang lagi kepada orang lain,” tutup Helen, Wanita Teman Pak Camat itu sambil mengusap air matanya. D|Dai-ps