Suasana keseharian ‘pahlawan kebersihan’ Kota Pematangsiantar, bekerja tanpa ADP. Foto: D|Rasyid Marpaung
Catatan: Rasyid Marpaung | Mediadelegasi
PEMANDANGAN aneh ketika menengok aktivitas para petugas kebersihan pengangkut sampah di Kota Pematangsiantar.
Di tengah pandemi virus corona melanda dunia, protokol pemerintah berupaya tegas memutus matarantai penyebaran Covid-19.
Mulai dari penyemprotan cairan disinfektan, imbauan pembatasan keluar rumah, rajin cuci tangan hingga penggunakan Alat Pelindung Diri (APD) berupa masker dan lain-lain.
Bahkan Pemerintah Pusat telah menganggarkan dana triliunan rupiah untuk upaya keras membatasi pandemi Covid-19.
Di Kota Pematangsiantar, pemerintah bekerjasama dengan pihak penegak hukum Polresta Siantar saling membahu memberi imbauan kepada warga untuk tidak berkumpul di keramaian.
Penyemprotan disinfektan beberapa hari lalu di jalan-jalan seputar inti kota telah dilaksanakan, bahkan relawan juga turut membantu pemerintah menyemprot rumah warga tanpa pamrih.
Kelihatannya warga Pematangsiantar telah sadar betapa bahayanya penyebaran virus Covid-19. Setiap Masjid di pinggiran kota yang sebelumnya terbentang karpet yang empuk dengan warna warni, kini tinggal keramik putih tempat bersujud para jamaah.
Namun terlihat aneh dan ganjil ketika menyimak keseharian para petugas kebersihan Kota Pematangsiantar.
‘Pahlawan kebersihan’ yang sehari-hari mengangkut sampah di Tampat Pembuangan Sampah Sementara (TPPS) tampil biasa saja tanpa APD. Terkesan menantang corona dengan keikhlasan dan doa.
Setiap hari mereka bergelut dengan Virus dan Kuman tanpa ADP, masker dan sarung tangan, untuk membentengi diri dan keluarga dari kemungkinan terjangkit Corona.
“APD sudah kami minta, tapi belum ada dari dinas,” ungkap salah seorang dari mereka.
Mereka mengakui hari-harinya di musim corona ini dihantui rasa cemas dan was was, namun mereka terpaksa demi menjalan tugas untuk menghidupi keluarganya.
Sejak pendemi virus corona menyebar di di penjuru dunia, hingga hari ini para pahlawan kebersihan masih sehat dan tidak termasuk ODP apalagi PDP.
Terungkap rahasia mereka ikhlas bekerja dan berdoa kepada Tuhan mohon perlindungan. “Kami hanya berdoa memohon kepada Tuhan, hanya itu kekuatan kami,” kata Hutagaol sopir truk sampah PNS yang diangkat tahun 2012 lalu itu. *