Kemenparekraf Gandeng KMDT Pertahankan Status Geopark Toba

Kemenparekraf Gandeng KMDT Pertahankan Status Geopark Toba
Tim DPP Komite Masyarakat Danau Toba (KMDT) yang dipimpin Edison Manurung (kanan) bersama jajaran pejabat Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) saat membahas rekomendasi dan hasil kajian tentang status Geopark Kaldera Toba dalam rapat koordinasi yang dipimpin secara virtual oleh Menteri Parekraf Sandiaga Salahuddin Uno, di gedung Sapta Pesona Kemenparekraf RI, Jakarta, Senin (16/9). Foto: dok-KMDT

Jakarta-Mediadelegasi: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bersama dengan Komite Masyarakat Danau Toba (KMDT) segera berkolaborasi merealisasikan solusi konkret untuk mempertahankan status Taman Bumi Dunia Kaldera Toba atau Geopark Caldera Toba dalam keanggotaan UNESCO Global Geopark (UGG).

“Insha Allah status Geopark Kaldera Toba hijau kembali,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno dalam kata sambutannya saat membuka rapat koordinasi (Rakor) status Geopark Kaldera Toba bersama para pengurus DPP KMDT, di gedung Sapta Pesona Kemenparekraf RI, Jakarta, Senin (16/9).

Rakor yang dihadiri para pejabat terkait di lingkungan Kemenparekraf tersebut juga turut diikuti secara virtual oleh jajaran pimpinan dari Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Badan Pelaksana Otoritas Danau Toba (BPODT) dan Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark (BP-TCUGGp) Sumut.

Bacaan Lainnya

Sandiaga mengakui bahwa peringatan berupa status kartu kuning atau “yellow card” yang diberikan UNESCO terhadap Geopark Kaldera Toba merupakan sebuah pelajaran sekaligus peringatan bagi Pemerintah.

Untuk itu, lanjutnya, Kemenparekraf bersiap untuk meningkatkan sinergitas di antara para pemangku kepentingan atau stakeholders, termasuk KMDT.

Ia menekankan, untuk mempertahankan status Geopark Kaldera Toba dalam keanggotaan UNESCO Global Geopark tidak hanya menjadi tugas dari pemerintah semata, melainkan mutlak dibutuhkan peran dari berbagai pihak, termasuk didalamnya warga sekitar.

Hal tersebut, kata dia, sesuai dengan konsep pengembangan geopark yang didalamnya terdapat tiga fungsi, yakni pelestarian atau konservasi, edukasi dan pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal.

“Keberhasilan mewujudkan tiga fungsi geopark yang dipersyaratkan oleh UNESCO Global Geopark tersebut secara berkesinambungan, tentunya akan menjadikan pengembangan kawasan wisata alam Danau Toba lebih berkualitas,” ujar Sandiaga.

Ketua Umum DPP KMDT Edison Manurung, menyatakan pihaknya siap membangun sinergitas dengan Kemenparekraf untuk berkolaborasi mewujudkan status Geopark Kaldera Toba berstandar internasional, sebagaimana kriteria yang ditetapkan badan dunia UNESCO.

“KMDT sebagai organisasi independen yang didalamnya tergabung para ahli berpengalaman dari berbagai latar belakang karir dan profesi siap berkolaborasi dengan pihak Kemenparekraf untuk meningkatkan status Geopark Kaldera Toba dari kuning menjadi benar-benar hijau,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, anggota Dewan Pakar DPP KMDT Dr. Ir Wan Hidayati, M.Si mengemukakan bahwa pihaknya telah menyusun rekomendasi yang perlu dilakukan pemerintah dalam upaya mempertahankan status Danau Toba sebagai salah satu warisan dunia yang terdaftar di UNESCO Global Geoparks.

“Kami ikut merasa prihatin karena status Danau Toba dalam keanggotaan Global Geopark Network saat ini terancam dicabut, sehingga kami terpanggil untuk menyusun rekomendasi yang diharapkan nantinya dapat dijadikan acuan dalam melakukan perbaikan sesuai kriteria yang ditetapkan UNESCO,” tuturnya.

Wan Hidayati yang juga salah satu anggota delegasi Pemerintah RI yang ikut mengusulkan Danau Toba hingga diterima menjadi anggota UNESCO Global Geoparks melalui Sidang ke-209 Dewan Eksekutif UNESCO di Paris, Perancis pada 7 Juli 2020 lalu, memaparkan, penetapan status Geopark Kaldera Toba semula diharapkan mampu berperan menjadi salah satu pemicu pengembangan perekonomian dan pembangunan berkelanjutan di kawasan tersebut.

Namun, lanjut dia, program pengembangan perekonomian dan pembangunan di kawasan Taman Bumi Dunia Danau Toba tidak mampu dijalankan sesuai dengan regulasi dan kriteria yang ditetapkan UNESCO Global Geoparks, sehingga akhirnya dikenakan sanksi kartu kuning dan masih diberi waktu untuk melakukan pembenahan hingga Juli 2024.

Sebagaimana diinformasikan, Geopark Kaldera Toba mempunyai 16 situs warisan geologi atau geosite dengan panorama alam yang indah, antara lain Tongging Sipiso-piso, Silalahi Sabungan, Haranggaol, Sibaganding Parapat, Taman Eden, Balige Liong Spige Meat, Situmurun Blok Uluan dan Hutaginjang, Muara Sibandang, Sipinsur Bakti Raja, Bakara Tipang, Tele Pangururan dan Pusuk Buhit. D|Red

Pos terkait