Poso-Mediadelegasi : Gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo (M) 5,7 mengguncang Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, pada Kamis, 24 Juli 2025, pukul 20.06 WIB. Gempa tersebut menimbulkan kerusakan pada sejumlah bangunan dan menyebabkan kepanikan di kalangan warga. Beruntung, hingga saat ini belum ada laporan korban jiwa.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, gempa utama tersebut disusul oleh 148 gempa susulan hingga Sabtu, 26 Juli 2025. Gempa susulan terbesar mencapai M5,5, sementara yang terkecil tercatat M1,6. Frekuensi gempa susulan dilaporkan terus menurun, namun kewaspadaan tetap diimbau.
Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa monitoring BMKG terus dilakukan untuk memantau aktivitas seismik di wilayah tersebut. Penurunan frekuensi gempa susulan menjadi indikasi positif, namun bukan berarti ancaman telah sepenuhnya berlalu.
Dampak gempa bumi di Poso cukup signifikan. Berdasarkan data sementara dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebanyak 106 unit rumah mengalami kerusakan. Rinciannya, 14 rumah rusak berat dan 92 rumah rusak ringan. Kerusakan juga terjadi pada satu unit fasilitas pendidikan dan satu unit tempat ibadah, keduanya mengalami kerusakan ringan.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyampaikan bahwa tim reaksi cepat BNPB telah diterjunkan ke lokasi bencana untuk mendukung pemerintah daerah dalam manajemen informasi dan koordinasi. Pemantauan terus dilakukan oleh Pusat Pengendalian Operasi BNPB.
Empat desa di dua kecamatan terdampak gempa bumi ini. Di Kecamatan Pamona Tenggara, Desa Tokilo, Tindoli, dan Tolambo mengalami kerusakan. Sementara di Kecamatan Pamona, Desa Pendolo terdampak. Warga di desa-desa tersebut sebagian mengungsi untuk sementara waktu.
BPBD setempat melaporkan bahwa sebanyak 4 orang mengalami luka ringan akibat gempa bumi. Tidak ada laporan korban jiwa hingga saat ini. Sebanyak 609 kepala keluarga (KK) atau 2.011 jiwa dilaporkan mengungsi.
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk tetap waspada dan siaga terhadap potensi gempa susulan. Penting untuk memastikan keamanan struktur bangunan sebelum warga kembali ke rumah masing-masing. BNPB juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak menyebarkan atau mempercayai berita bohong (hoaks).
Pemerintah daerah setempat bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada para korban terdampak gempa. Proses evakuasi dan penyaluran bantuan logistik terus dilakukan.
Upaya pemulihan pasca gempa bumi di Poso terus dilakukan. Rehabilitasi dan rekonstruksi rumah-rumah yang rusak menjadi prioritas utama. Pemerintah juga fokus pada pemulihan infrastruktur publik yang terdampak.
Selain bantuan fisik, dukungan psikososial juga diberikan kepada warga yang terdampak. Trauma healing dan konseling diberikan untuk membantu warga mengatasi trauma akibat gempa bumi.
Masyarakat diimbau untuk tetap mengikuti arahan dari pihak berwenang dan selalu memperbarui informasi terkini terkait perkembangan situasi pasca gempa. Kerjasama dan solidaritas menjadi kunci dalam menghadapi bencana ini.
Kejadian gempa bumi di Poso ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Pengembangan sistem peringatan dini dan peningkatan kualitas bangunan tahan gempa sangat krusial untuk mengurangi risiko kerugian jiwa dan harta benda.
Semoga proses pemulihan pasca gempa bumi di Poso berjalan lancar dan masyarakat dapat segera kembali ke kehidupan normal. Dukungan dan kepedulian dari berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk membantu meringankan beban para korban. D|Red.
