Jakarta-Mediadelegasi : Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi masih bergerak positif hingga paruh kedua 2025 dengan menembus level 7.800. Menurut Vice President Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi, sejumlah faktor menjadi pendorong pergerakan indeks, termasuk keberlanjutan pelonggaran kebijakan moneter oleh bank sentral dalam memangkas suku bunga.
Pelonggaran kebijakan moneter ini diharapkan dapat mendorong terjadinya rebalancing aset, termasuk oleh asing dengan membuka kembali peluang pada high risk. Selain itu, stabilitas ekonomi makro global dengan de-eskalasi geopolitik, kesepakatan tarif AS dan normalisasi aktivitas ekonomi, khususnya China dan AS, serta stabilitas ekonomi dalam negeri seperti normalisasi nilai rupiah, pertumbuhan PDB yang lebih solid dan daya beli yang masih terjaga.
Audi juga menyatakan bahwa emiten yang sensitif terhadap perubahan ekonomi makro, seperti keuangan, properti, konsumer siklikal, telekomunikasi hingga manufaktur, cenderung tertekan dan memberikan valuasi yang menarik jika kondisi kembali normal. Hal ini dapat menjadi peluang bagi investor untuk membeli saham-saham yang undervalued.
IHSG sendiri telah mencapai rekor level tertingginya 7.600 sepanjang 2025. Pada perdagangan Senin (28/7/2025), indeks ditutup menguat 0,94 persen atau 71,26 poin di level 7.614. Sebanyak 363 saham harganya menguat, 244 saham terkoreksi dan 199 saham lainnya harganya stagnan.
Pergerakan IHSG yang positif ini diharapkan dapat terus berlanjut hingga paruh kedua 2025. Dengan demikian, investor dapat memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham-saham yang memiliki prospek baik.
Namun, investor juga perlu waspada terhadap risiko yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG. Oleh karena itu, penting untuk melakukan analisis yang cermat dan mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan indeks.






