Belawan Menyelamatkan Anak dari Ancaman Putus Sekolah Diluncurkan

Belawan Menyelamatkan Anak dari Ancaman Putus Sekolah Diluncurkan
Berfoto bersama usai peluncuran Buku "Belawan, Menyelamatkan Anak dari Ancaman Putus Sekolah" digelar di Kafe Seafood Bang Tamrin, Belawan, Medan, Selasa (21/12). Foto: D|Ist

“Kami sempat nonaktif karena pandemi Covid-19. Tapi tahun depan, akan kembali kami aktifkan. Silakan buat usulan, nanti kami bisa kunjungi sekolah-sekolah, agar anak-anak bisa membaca beragam buku,” terang Sarah. 

Sementara, Vindika, perwakilan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DP3APM) Kota Medan menyebut, bahwa persoalan sosial ini sudah bertahun-tahun terjadi tetapi tidak kunjung bisa dituntaskan. Namun DP3APM bersedia bekerja sama dan akan merangkul semua pihak untuk turut terlibat menyelamatkan anak dari angka putus sekolah. 

Lurah Belawan 2 Yose Ferry juga menuturkan bahwa di wilayah kerjanya terdapat sedikitnya 4.000 warga miskin yang tentu saja menyumbang tingginya angka anak putus sekolah. Ferry mengatakan kolaborasi dengan GNI penting sekali diteruskan untuk menggiatkan edukasi dan pemberdayaan masyarakat. “Kami mendukung apa yang dikerjakan GNI. Kami dari kelurahan akan terus mendukung upaya-upaya yang dikerjakan GNI,” sebutnya. 

Bacaan Lainnya

Project Manajer GNI Medan Deliserdang Anwar Suhut mengatakan, perlu ada dukungan yang lebih konkret dari berbagai pihak, utamanya stakeholder dalam rangka upaya menyelamatkan anak dari persoalan-persoalan sosial seperti narkoba, tawuran, perkawinan anak dan bajing loncat di Belawan. “Di tahun mendatang, GNI akan menguatkan kerja sama dengan seluruh stake holder untuk mencegah anak putus sekolah,” imbuhnya.

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Taput Fendiv Lumbantobing mengapresiasi pembuatan buku tentang anak-anak Belawan ini. Fendiv melihat, persoalan sosial ini bukan hanya terjadi di Belawan tetapi juga di daerah-daerah, termasuk daerah yang saat ini sedang serius mengembangkan sektor pariwisatanya, seperti daerah di kawasan Danau Toba yang kini membuka diri pada dunia luas, juga berpotensi mengalami masalah sosial.

“Kami KPAID Taput ingin menerapkan apa yang dikerjakan GNI ini, agar hal-hal seperti yang dialami anak-anak Belawan ini tidak terjadi di Taput,” pungkasnya.

Peluncuran buku Belawan, menyelamatkan anak dari Ancaman Putus Sekolah diikuti berbagai pemangku kepentingan. Acara ini dirangkai dengan Rapat Pemangku Kebijakan (stake holder) 2021. Rapat ini diinisiai oleh GNI untuk membangun sinergi dengan seluruh stakeholder agar bergandengan tangan memajukan mutu pendidikan anak dan pengembangan ekonomi masyarakat Belawan. DlMed-101

Pos terkait