Medan-Mediadelegasi: Artis, Presenter TV Nasional Charles Bonar Sirait yang juga putera daerah Sumatera Utara dan salah satu Calon Wakil Gubernur Sumatera Utara 2024-2029 mendorong lebih banyak lagi lahir Sumber Daya Manusia Sumatera Utara yang Spesialis.
Generalis tetap penting, namun kondisi perekonomian nasional serta dunia saat ini membutuhkan lebih banyak Sumber Daya Manusia yang siap kerja dan multi talenta setelah lulus sekolah menengah atas.
Hampir semua sektor pekerjaan di era modern dan penuh dengan kecanggihan teknologi dewasa ini membutuhkan Sumber Daya Manusia yang siap kerja dan tidak membutuhkan lagi waktu untuk mengikuti training. Siap kerja memasuki dunia usaha
Beberapa Lembaga Survei Politik termasuk Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) menempatkan Charles Bonar Sirait pada posisi tertinggi sebesar 58, 6 % untuk tingkat pengenalan publik terhadap Calon Wakil Gubernur Sumatera Utara 2024, serta pada posisi teratas sebesar 60,7 % untuk tingkat penerimaan publik Calon Wakil Gubernur Sumatera Utara 2024.
Setelah melakukan berbagai proses pengamatan, observasi, serta aktif menyerap aspirasi dari masyarakat Sumatera Utara terhitung bulan Maret – Juni 2024, Charles menilai peta permasalahan dan potensi keunggulan Sumatera Utara perlu mendapatkan perhatian khusus dari seluruh stakeholders politik nasional.
Unggul pada potensi keindahan alam Danau Toba dan juga beberapa Sumber Daya Manusia pada sektor kesehatan masyarakat, menurut Charles sudah saatnya pemerintahan berikutnya memberikan stimulus yang lebih kuat untuk Institusi Pendidikan pada sektor bahasa asing, pariwisata serta tenaga kesehatan di Sumatera Utara. Khususnya pelajaran bahasa asing dari beberapa negara yang sangat membutuhkan tenaga kesehatan Indonesia seperti Jepang, Jerman dan Arab Saudi.
Charles menyebutkan usulan tersebut didasarkan data pemprov sumut bahwa tenaga perawat Sumatera Utara mendapatkan perhatian tinggi dari negara-negara seperti : Jepang, Jerman dan Arab Saudi dalam rangka menindaklanjuti kerjasama antara Indonesia dengan beberapa negara seperti Indonesian Japan Economic Partnership (IJEPA) dalam kegiatan penempatan perawat sejak 2008 hingga sekarang.
Charles menjelaskan bahwa pada era modern yang terus berubah dengan dorongan kemajuan teknologi seperti saat ini, kebijakan pendidikan Sumber Daya Manusia harus cepat menyesuaikan diri dengan kebutuhan pasar.
Hari ini pasar dan calon konsumen lebih membutuhkan lulusan Sekolah Menengah dengan talenta spesialis bukan lagi semata-mata generalis.
“Pendidikan generalis penting, namun semua lulusan Pendidikan generalis harus memiliki tambahan talenta kekhususan atau spesialis”, ujar Charles yang merupakan perwakilan Indonesia pada Program Pertukaran Remaja Indonesia Jepang (PRIJ) 1985 Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Kementerian Pemuda Olahraga itu.
Hasil riset Charles ke beberapa Sekolah Menengah Atas di Medan, Sumatera Utara menunjukkan bahwa tidak semua pelajar ingin melanjutkan ke Tingkat Pendidikan Talenta yang umum (generalis), beberapa siswa SMA menyatakan ketertarikannya menekui jalur pendidikan berbasis talenta spesialis seperti ahli pariwisata, pemandu wisata profesional, tenaga perhotelan, juru masak, perawat, tenaga medis, ahli informasi dan teknologi.