Di Balik IPK Nyaris Sempurna, Ada Doa Ibu yang Tak Pernah Putus

Foto: Hendra

Medan-Mediadelegasi: Peringatan Hari Ibu kembali menjadi ruang refleksi, bukan sekadar perayaan simbolik. Di balik capaian akademik yang membanggakan, tersimpan kisah sunyi tentang doa, pengorbanan, dan ketulusan seorang ibu yang kerap luput dari sorotan. Kisah itu datang dari Rizqi Almaajid, lulusan terbaik Program Studi S1 Manajemen Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Medan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,97.

Wisuda yang berlangsung pada 6 September 2025 menjadi penanda capaian akademik luar biasa. Namun bagi Rizqi, prestasi tersebut bukanlah hasil kerja keras personal semata. Ia lahir dari rangkaian doa yang tak pernah terputus, dari kasih sayang yang tak bersyarat, serta dari pengorbanan seorang ibu yang setia hadir dalam setiap fase kehidupan anaknya.

Sejak awal pendidikan, sosok ibu menjadi madrasah pertama yang menanamkan nilai kejujuran, kedisiplinan, dan tanggung jawab. Pendidikan, menurut pesan sang ibu, bukan sekadar mengejar angka, gelar, atau pujian, melainkan proses membentuk karakter dan akhlak. Nilai-nilai inilah yang kemudian menjadi fondasi kuat dalam perjalanan akademik Rizqi hingga mampu meraih predikat mahasiswa terbaik.

Bacaan Lainnya

Di tengah dinamika dunia kampus, tekanan akademik dan beban mental kerap menjadi ujian berat. Namun, di saat rasa lelah dan putus asa menghampiri, doa seorang ibu menjadi energi tak kasat mata yang menguatkan langkah. Keyakinan itulah yang membuat Rizqi tetap bertahan, fokus, dan konsisten hingga mencapai puncak prestasi.

Lebih jauh, Rizqi menegaskan bahwa capaian akademik tidak boleh berhenti pada kebanggaan personal. Ilmu, kata dia, harus bermuara pada kebermanfaatan sosial. Pesan ibu yang paling membekas adalah bahwa keberhasilan sejati diukur dari seberapa besar ilmu mampu memberi dampak bagi orang lain.

Pos terkait