Inflasi, Sumut Sedang Tidak Baik, Rp20 T Lebih Tersimpan di Bank

Inflasi, Sumut Sedang Tidak Baik, Rp20 T Lebih Tersimpan di Bank
Pembukaan Raker III dan Rakor Pemenangan Pemilu 2024 DPD PDI Perjuangan Sumut, Jumat (25/8), di Hotel Le Polonia Medan. Foto: D|Ist

Medan-Mediadelegasi: Sumatera Utara (Sumut) sedang tidak baik, inflasi mencapai angka 5,6 persen. Penyebabnya penyerapaan anggaran kabupaten kota yang rendah, 22 persen anggaran belum terserap. Rp20,3 triliun masih tersimpan di Bank.

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengungkapkan hal itu saat memberikan kata sambutan pada pembukaan Raker III dan Rakor Pemenangan Pemilu 2024 DPD PDI Perjuangan Sumut, Jumat (25/8), di Hotel Le Polonia Medan.

Terkait inflasi mencapai angka 5,6 persen ini, Edy juga menyebut penyebab berikutnya dikarenakan harga cabai merah dan bawang merah masih terlalu mahal, tidak seimbang dengan dengan daya beli masyarakat.

Bacaan Lainnya

Untuk itu, Edy Rahmayadi meminta kepada Ketua DPD PDI Perjuangan Sumut Rapidin Simbolon mengintruksikan kepada kader-kader PDI Perjuangan yang menjadi Kepala Daerah untuk lebih cepat menyerap anggaran agar bisa menekan inflasi.

Selain itu Gubsu juga berharap bahwa Kabupaten Humbahas dapat memaksimalkan program food estete untuk berkontribusi 30 persen kebutuhan bawang merah di Sumut.

Mengenai tingkat stunting yang tinggi mencapai angka rata-rata 25 persen di Sumut, Gubsu menyatakan merasa terhina dengan tingginya angka tersebut, tetapi Pemprovsu serius untuk menekan angka stunting pada titik nol persen.

Kemudian Gubsu mengingatkan kepada kader-kader PDI Perjuangan untuk tidak hanya mengandalkan teriakan yel-yel dan slogan tapi lebih banyak turun ke masyarakat membatu pemerintah agar suksesnya pembangunan.

“Saya sampaikan bahwa Fraksi PDI Perjuangan dan Ketua DPRD Sumut, Baskami Ginting adalah yang pertama mendukung pembangunan di Sumut terutama program pembangunan jalan dan jembatan, saya ucapkan terimakasih,” pungkas Edy Rahmayadi.

Pada bagian lain, Edy Rahmayadi juga menyebutkan cara-cara politik identitas dalam setiap kontestasi politik di Sumut tidak boleh lagi terjadi. Sebab, kata Edy, politik identitas menandakan rendahnya cara berpikir. “Kita ini memilih pimpinan bangsa bukan memilih pimpinan agama,” sebutnya seraya mengatakan, politik identitas itu menandakan ceteknya cara berpikir. D|Red-06

Pos terkait