Artinya, lanjut Munawir, dapat digambarkan bilamana salah satu dari ke 44 paket pekerjaan tersebut berada di daerah yang medannya sulit dan jauh, itu artinya AMP yang memiliki akses 1-2 jam perjalanan tidaklah ada, jadi patut diduga Pokja dan calon rekan jauh sebelum ditayangkannya tender tersebut sudah membuat siasat agar peserta tender lain yang memperoleh dukungan AMP dari luar dapat dikalahkan, dan memuluskan sekelompok pihak yang merupakan kacung penjajah APBD (dan PEN) Pengusaha yang memiliki AMP di sekitaran Kabupaten Paluta.
Munawir yang juga sebagai Putra daerah Paluta mengatakan, akan terus memantau proses tender yang dilaksanakan oleh Pemkab Paluta hingga ke proses pengerjaannya.
Khusus untuk penggunaan dana PEN TA 2022, tegasnya, jika ditemukan dugaan indikasi ketidaksehatan dalam porses tender maka pihaknya akan melaporkan hal tersebut kepada Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).
Tidak hanya itu, dia juga meminta agar Komisi pemberantasan Korupsi (KPK) melek terhadap penggunaan Dana PEN di Kabupaten Paluta mulai dari proses tender hingga pelaksanaan pekerjaannya. D|Red