Menurut Paus, istilah ”kecerdasan buatan regeneratif” keliru. Pada dasarnya, AI mengambil mahadata yang tersedia secara bebas di internet dari karya manusia. AI lalu menggabungkannya sesuai perintah yang dimasukkan ke sistem. Produk AI ini bukan kebaruan konsep ataupun analisis, melainkan mengulang hal yang sudah ada dengan kemasan baru.
Cara kerja AI ialah menganggap ide yang diulang-ulang atau banyak disebut di dunia maya sebagai suatu hal yang absah. AI lalu ikut mengulang dan mengonsolidasinya tanpa memeriksa apabila gagasan itu mengandung kekeliruan pemahaman dan prasangka.”Ini bukan regeneratif, tetapi pemaksaan ide yang belum tentu benar,” kata Paus Fransiskus.
Paus Fransiskus menekankan bahwa guna menjadikan teknologi AI bermanfaat bagi manusia tanpa menghilangkan kemanusiaan, pendidikan menjadi sangat penting. Hanya dengan nalar dan kebijaksanaan, manusia bisa memakai AI untuk kemajuan bersama yang berkeadilan. Oleh sebab itu, kode etik AI mendesak dibuat.Dia mengingatkan bahwa dunia akan hancur jika manusia tidak lagi mampu mengambil keputusan untuk diri sendiri. Harapan musnah apabila manusia menggantungkan segala pada teknologi yang mereka buat dan menganggapnya bisa menggantikan nilai dari manusia itu sendiri.Kami berjanji mengembangkan perubahan digital yang berpusat kepada manusia, inklusif, menyejahterakan ekonomi, dan berkelanjutan,” kata para pemimpin G7 setelah mendengar ceramah Paus Fransiskus.
John Kirton, peneliti isu G7 dari Universitas Toronto, Kanada, menjelaskan bahwa mengundang Paus Fransiskus adalah pernyataan yang kuat. Harapannya, reputasi Paus bisa memberi arahan bagi para pemimpin G7.Salah satu pertemuan G7 yang paling berdampak kepada dunia ialah Konferensi Tingkat Tinggi Ke-31 G7 di Skotlandia pada 2005. Hasil KTT itu ialah penghapusan utang 18 negara termiskin dunia. Nilai utang itu sebesar 40 miliar dollar AS.
”Kehadiran Paus Fransiskus memang tidak bisa menjamin KTT ini bisa sefenomenal yang di Skotlandia, tetapi harapannya bisa memberi keputusan yang berbobot bagi semua bangsa,” kata Kirton.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menerangkan bahwa Jepang sudah memiliki sistem Hiroshima AI. Sistem ini memungkinkan setiap pemakaian AI memenuhi pakem etika, terlepas dari jenis ataupun jenama produk AI yang dipakai.Uni Eropa adalah wilayah pertama di dunia yang membuat peraturan pemanfaatan AI. Peraturan ini belum final, tetapi mengedepankan kemanusiaan dalam penggunaan kecerdasan buatan. Adapun Amerika Serikat mendorong DPR untuk membuat peraturan. Beberapa negara bagian juga sedang mengembangkan aturan masing-masing.D|Red