Deliserdang-Mediadelegasi: Pengrajin pandai besi merupakan salah satu mata pencaharian utama beberapa penduduk Dusun III Desa Durin Simbelang, Kecamatan Pancur Batu, Deliserdang, Sumatera Utara. Saat ini semua pengrajin masih menggunakan arang kayu sebagai bahan bakar utama untuk membakar dan memanaskan besi dan logam yang akan ditempa. Tim Pengabdian LPPM Unimed pun, kemarin, menginisiasi pembuatan tungku bakar portabel.
Menurut Legianto, salah seorang pandai besi di dusun tersebut menyatakan bahwa arang kayu ini memiliki beberapa kelemahan seperti berbahaya bagi kesehatan, menghasilkan limbah karbon yang tinggi dan sulit untuk memperoleh.
Hal inilah yang mendorong tim Pengabdian LPPM Unimed yang diketuai oleh Dr. Juniastel Rajagukguk, M.Si dan anggota Dr. Saronom Silaban, M.Pd yang juga dosen FMIPA Unimed ini menginisiasi pembuatan tungku bakar portabel.
Disebut, portabel karena dapat dibawa kemana-mana, simpel dan menggunakan bahan bakar gas dengan tekanan tinggi untuk memanaskan atau membakar besi.
Menurut Dr. Juniastel Rajagukguk, M.Si, tungku bakar portabel ini merupakan buah dari hasil penelitian pengembangan tungku listrik (electrical furnace) terkontrol yang telah dilakukan di laboratorium fisika FMIPA Unimed tahun 2020 yang lalu.
Tungku ini lebih efisien dan ramah lingkungan, karena cukup menggunakan gas elpiji yang diberi tekanan tinggi sebagai bahan bakar untuk memanaskan besi-besi yang akan ditempa. Untuk menghindari penyebaran panas ke luar dinding tungku, tim pengabdi LPPM Unimed telah memasang peredam panas berupa kapas anti api (rockwool) dan lapisan beton tahan api.