Nisa, Jadi Istri Dosen Beranak Dua

Nisa, Jadi Istri Pengacara Beranak Dua
ilustrasi

Arman setia menunggu jawaban Nisa, mereka hidup serumah meski terganjal asmara. Nisa tak tega meninggalkan anak Arman murid mengajinya, tinggal di faviliun itu pun tetap ditahankannya. Apalagi jelang akhir kuliahnya, lebih banyak biaya yang harus dibayarnya.

Malam Pertama

Waktu berlalu tanpa terasa, bertahun lamanya, Arman pun tak pernah mengulang kata, terhadap maksudnya mempersunting Nisa, hingga Nisa diwisuda menyandang gelar sarjana dengan perolehan nilai cumlaude,  yang akan digunakannya mendaftar sebagai pengacara. Arman mengungkap maksudnya untuk yang kedua kalinya, saat syukuran wisuda yang dibuat di rumah Arman bersamaan kehadiran emak dan ayahnya Nisa dari desa. Emak dan ayahnya Nisa tidak dapat mengelak apalagi berkata menolak. “Tentang itu, terpulang kepada Nisa,” jawab emaknya Nisa.

Hidup penuh perhatian dan pembiayaan tanpa rasa menyinta, Nisa hanya diam seribu bahasa. Kenangan hidup dengan almarhumah, berputar-putar terus dalam kepalanya.

Rela atau tidak rela, tanpa rasa atau pun cinta, Nisa menyatakan kesediaannya dipersunting Arman menjadi pengganti mendiang istrinya. Pesta alakadarnya pun dijadwalkan di desa, mengundang keluarga dan warga desa saat akad nikah turut disaksikan sang pengusaha mantan kepala desa.

Nisa berkata bisa saat hendak meninggalkan desa pergi kuliah. Nisa di ujung ponsel berterima kasih kepada Tono yang memfasilitasi lepas rindu bersama ayah dan emaknya, tak lekang dalam catatan perjalanan Nisa.

Pos terkait