“Kami mohon saat ini sudah menjelang libur mau memasuki pelajaran Sekolah baru belum lagi 17 belasan, Natal lagi di sinilah waktu nya pedagang di tanah lapang Sisingamangaraja XII Balige disatukan saja bersama pedagang lainnya di sekitar lokasi pedagang kota strategis Balige kan ada alternatif menunggu entah kapan serah terima bangunan revitalisasi ini,” kata Afri.
Senada sekretaris pedagang pasar tradisional Balige, Parluhutan Tambunan mengutarakan bangunan banyak yang bocor, retak-retak belum lagi air serta kwalitas bangunan.
Dikatakan Tambunan sudah 2 tahun para Pedagang belum juga mengetahui kapan pedagang dari tanah lapang dapat kembali lagi ke tempat kios dan lapak semula mereka.
“Selama 2 tahun ini jualan kami tidak laku belum lagi cicilan kami di Bank akibat dampak revitalisasi pasar tradisional Balige yang saat ini juga tidak ada kejelasan Nasib kami Pedagang tradisional Balige yang direlokasi di tanah lapang. Kami memohon sangat dalam dengar pendapat ini keluhan yang selama ini mencapai solusi dari Pemerintah apa itu Kementrian, Pemkab, Instansi Terkait terlebih kepada bapak DPRD kami selaku perwakilan kami. Harapan kami pedagang ditanah lapang Balige dapat disatukan di area sekitar Balige seperti pedagang lainnya janganlah tebang pilih,” papar Parluhutan Tambunan.