Gubernur Sumut, Bobby Nasution, memimpin rapat koordinasi (rakor) yang membahas strategi penanggulangan hama lalat buah. Ia menekankan pentingnya intervensi terpadu yang melibatkan pendataan lahan, penyusunan teknik penanggulangan yang tepat, dan sosialisasi masif kepada petani. Kesuksesan program ini bergantung pada kerjasama dan tindakan serentak dari seluruh pihak terkait.
Data Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut menunjukkan angka yang mengkhawatirkan: 87,1% lahan pertanian jeruk terdampak serangan lalat buah. Angka ini mencerminkan urgensi penanganan yang cepat dan efektif untuk menyelamatkan industri jeruk Sumut.
Bacaan Lainnya
Gubernur Bobby Nasution optimistis bahwa dengan penanganan yang tepat, Sumut dapat kembali menjadi produsen jeruk terbesar di Indonesia, bahkan mampu bersaing di pasar internasional. Saat ini, Jawa Timur masih menduduki posisi teratas, sementara Sumut berada di posisi kedua.
Pakar kultur jaringan, Prof. Luthfi Aziz Mahmud Siregar, menyoroti pentingnya kesadaran petani dalam pengelolaan perkebunan jeruk. Selain teknologi, pendampingan dan edukasi kepada petani sangat krusial untuk meningkatkan praktik pertanian yang profesional, termasuk pengelolaan buah yang jatuh dan sanitasi lingkungan perkebunan.
Penanggulangan hama lalat buah tidak hanya terfokus pada lahan jeruk saja, tetapi juga mencakup area sekitar perkebunan dan bumper (tempat penyimpanan hasil panen). Petani perlu memahami dan menerapkan praktik pertanian yang baik untuk mencegah penyebaran hama.
Bupati Karo, Antonius Ginting, menyampaikan rasa syukur atas perhatian dan dukungan dari pemerintah pusat dan Pemprov Sumut. Ia berharap program penanggulangan hama ini dapat membuahkan hasil dalam waktu enam bulan, meningkatkan produksi jeruk hingga lebih dari 40%.
Target peningkatan produksi jeruk lebih dari 40% dalam enam bulan ke depan merupakan tantangan besar, namun bukan hal yang mustahil jika semua pihak bekerja sama dan menjalankan strategi yang telah ditetapkan secara konsisten.
Rakor tersebut dihadiri oleh Bupati Simalungun, Wakil Bupati Pakpak Bharat, dan Wakil Bupati Dairi, serta kepala dinas dan OPD terkait dari Kabupaten Karo, Pakpak Bharat, Dairi, dan Simalungun. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam mengatasi masalah ini secara bersama-sama.
Program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian petani jeruk di Sumut. Dengan meningkatnya produksi dan harga jeruk, kesejahteraan petani dapat terangkat dan kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian daerah dapat meningkat.
Keberhasilan program ini bergantung pada kerjasama dan komitmen semua pihak yang terlibat, mulai dari pemerintah pusat dan daerah, hingga para petani. Kesadaran dan partisipasi aktif petani sangat penting untuk memastikan keberhasilan program ini.
Program penanggulangan hama lalat buah ini merupakan langkah maju yang penting bagi masa depan industri jeruk di Sumatera Utara. Dengan penanganan yang tepat dan komprehensif, Jeruk Karo dapat kembali berjaya dan memberikan kontribusi besar bagi perekonomian daerah. D|Red.
Baca artikel menarik lainnya dari
mediadelegasi.id di GOOGLE NEWS.
mediadelegasi.id di GOOGLE NEWS.