Seribu Goa di Kaki Dolok Pinapan
Pada postingan sebelumnya, pengalaman petualangan Manguji Nababan Kepala Pusat Dokumentasi dan Pengkajian Kebudayaan Batak Universitas HKBP Nommensen menulis status facebooknya: “Seribu Gua, Wisata Alam Eksotis di Desa Banuarea, Pakkat, Humbahas
Dari petualangan Manguji Nababan, berikut isinya: Wisata alam seribu goa berada di Desa Banuarea Kecamatan Pakkat-Humbanghasundutan. Gua yang amat layak menjadi destinasi wisata ini bertebar di kaki gunung Dolok Pinapan, sekitar 45 Kilometer dari Dolok Sanggul, layak dikunjungi di era pandemic Covid-19 sekarang.
Menuju Desa Banuarea bisa dari simpang Parbotihan, Kec Onan Ganjang. Namun kita harus melewati infrastruktur jalan yangg ekstrem naik turun, dan bebatuan arkaik. Melewati Desa Panggugunan, Pulogodang dan Desa Sipagabu, terhampar sawah dan pohon durian, ambacang, petai dan aneka tumbuhan biodiversity.
Ke Banuarea tempat Gua Pinapan, kita bisa juga melalui Pakkat. Setelah melewati Desa Laksa dan Sijarango, sekitar 40 menit kita akan sampai di kawasan goa Banuarea. Pertama sekali kita akan disambut Gua Jabi-jabi, salah satu gua di antara ribuan gua di situ. Lanjut, setelah menelusuri jalan berliku dan menanjak, kita akan tiba di simpang, tempat pemberhentian kendaraan menuju gua Pinapan yang eksotis itu.
Petualangan berjalan kaki sekitar 500 meter melewati jalan mendatar lalu terjal, kita akan tiba di gua Pinapan. Kita akan disambut lembah curam, dengan bebatuan besar menganga formasi setengah gua tempat bersarang binatang undur-undur. Di sebelah kiri lembah, menghampar hutan alam, tempat binatang hutan dan aneka burung berhabitat.
Nah, kelelahan akan terbayar lunas ketika kita tiba di serambi gua. Batuan kecoklatan di bawah air terjun bertingkat-tingkat, air terjun ‘boru ni raja’ akan menyambut kita dengan senyum merekah. Gemercik air bagaikan melodi alam keluar dari celah bebatuan, jatuh dari ketinggian 15 m membasahi serambi gua. Eksotis!
Melangkah beberapa tombak ke arah barat, kita sudah berada persis di mulut gua Pinapan. Dengan peralatan senter di kening, dengan berjalan menyamping sekejap kita akan melesap ke perut bumi, menyusuri lorong sempit menuju perut gua. Semakin ke dalam, gua semakin menganga dengan lebar sekitar 10 an meter dan berbilik-bilik, dengan panjang gua sekitar 350 meter.
Dengan peralatan pencahayaan seadanya, kita bisa melihat keindahan misterius bumi. Di langit-langit gua terbentuk pahatan alam bagaikan plafon setinggi sekitar 3,5 m berbentuk praktal. Walet bergelantung membentuk sarang pada bagian-bagian dingding dan plafon gua itu. Dalam gua ada sungai bawah tanah tempat ikan ‘Sihaporas’, tergolong endemik.