Toba Caldera UNESCO Global Geopark: Model Integrasi Pengelolaan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals – SDGs) untuk Masyarakat Lokal

Toba Caldera UNESCO Global Geopark: Model Integrasi Pengelolaan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals - SDGs) untuk Masyarakat Lokal
Dr. Wilmar Eliaser Simandjorang, Dipl.Ec., M.Si. Foto: ist

Oleh Dr. Wilmar Eliaser Simandjorang, Dipl.Ec., M.Si.*

 

 

Bacaan Lainnya

Medan-Mediadelegasi: Dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim, kemiskinan, dan ketimpangan sosial, pembangunan berkelanjutan menjadi fokus utama bagi negara-negara di dunia, termasuk Indonesia.

Salah satu instrumen penting dalam mencapai pembangunan berkelanjutan adalah implementasi 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals – SDGs) yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

 

Toba Caldera UNESCO Global Geopark, sebagai salah satu warisan geologi dan budaya yang unik di Indonesia, memiliki potensi besar untuk menjadi motor penggerak pembangunan berkelanjutan yang menyentuh aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.

 

Namun, wilayah ini masih menghadapi berbagai tantangan lokal seperti kemiskinan, keterbatasan akses ekonomi, dan kebutuhan konservasi lingkungan yang mendesak.

Oleh karena itu, pengelolaan berkelanjutan geopark ini harus diintegrasikan dengan 17 Tujuan SDGs untuk memastikan kesejahteraan masyarakat lokal sekaligus menjaga kelestarian alam dan budaya.

1. Toba Caldera UNESCO Global Geopark dan Tantangan Lokal.

Toba Caldera merupakan geopark dengan nilai geologi luar biasa, yang memiliki sejarah letusan supervolcano yang mempengaruhi ekosistem dan budaya sekitarnya.

Keunikan geopark atau taman bumi ini menjadikannya aset penting, baik dari sisi ilmiah maupun pariwisata.

Namun, masyarakat lokal di sekitar Toba masih menghadapi sejumlah tantangan signifikan, antara lain:

 Tingginya angka kemiskinan dan keterbatasan lapangan kerja,
 Akses ekonomi yang terbatas bagi masyarakat lokal,
 Ancaman degradasi lingkungan akibat eksploitasi sumber daya yang belum berkelanjutan,
 Kebutuhan konservasi budaya Batak yang otentik.

Tujuan utama pengelolaan geopark ini adalah mengoptimalkan potensi alam dan budaya secara berkelanjutan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal serta menjaga kelestarian lingkungan.

2. Pembelajaran dari Geopark Global yang Sukses
Beberapa geopark di dunia telah berhasil mengintegrasikan SDGs dalam pengelolaan mereka dan dapat menjadi inspirasi bagi Toba Caldera, di antaranya:

 Jeju Island Geopark, Korea Selatan: Mengembangkan ekowisata berbasis komunitas yang menggerakkan usaha kecil dan menengah.
 Zhangjiajie Geopark, Tiongkok: Fokus pada pendidikan geologi dan konservasi melalui pusat interpretasi dan program sekolah.
 Copper Coast Geopark, Irlandia: Melindungi habitat dan biodiversitas laut dan darat dengan keterlibatan komunitas nelayan.
 Magma Geopark, Norwegia: Membentuk kemitraan multi-stakeholder dan mengombinasikan pendanaan publik dan privat.
Poin-poin keberhasilan tersebut dapat diaplikasikan di Toba untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan geopark dan pencapaian SDGs.

3. Peranan Geopark dalam Mewujudkan SDGs
Aspek Contoh dari Geopark Global Potensi Aplikasi di Toba Caldera.

Pemberdayaan Ekonomi Lokal (SDG 1, 8) Jeju Island mengembangkan ekowisata berbasis komunitas yang menghidupkan usaha kecil dan UMKM.

Mengembangkan ekowisata berbasis budaya Batak dan keunikan alam Danau Toba yang melibatkan warga sebagai pelaku utama (pemandu, homestay, kerajinan tangan).

Pendidikan dan Kesadaran Lingkungan (SDG 4, 13) Zhangjiajie memfokuskan pendidikan geologi dan konservasi melalui pusat interpretasi dan program sekolah.

Mendirikan pusat edukasi geologi dan lingkungan yang melibatkan sekolah-sekolah lokal untuk meningkatkan kesadaran konservasi.

Konservasi Lingkungan (SDG 14, 15) Copper Coast menjaga habitat dan biodiversitas laut dan darat, melibatkan komunitas nelayan dalam pengelolaan sumber daya.

Pos terkait