BACA JUGA: Tak Kenal Facebook, Apalagi TikTok
Nisa menjawab sendiri pertanyaan yang melingkar di kepalanya. “Bisa”, sebut Nisa mengusik keseriusan ayahnya, tengah memilah-milah pupuk buah untuk padinya di sawah.
Nisa memaksa bibirnya untuk bicara. Meminta dukungan ayah dan emaknya mencarikan uang secukupnya sebagai modal berangkat kuliah ke kota. Ayah dan emaknya meminta waktu untuk memikirkan dan mencari caranya, karena mereka keluarga tak punya.
Tekad Nisa akhirnya berjawab juga. Meski padi sawah dengan pembagian panen yang tak seberapa harus menunggu dua bulan lagi lamanya, memberanikan ayahnya menemui dan meminjam uang kepada seorang pengusaha, mantan kepala desa.
Alasan untuk biaya awal Nisa kuliah ke kota, membuat pengusaha desa itu sedikit terhenyak dan memberikan kelonggaran pinjaman yang pembayarannya kapan saja bisa, tidak harus tergesa-gesa. Mantan kepala desa itu mengaku tulus membantu meminjamkan uang untuk pembiayaan Nisa, karena dua putranya malah tidak ada yang mau kuliah.
*Bersambung Sabtu Depan