Ariston menyampaikan untuk mendapatkan kartu hijau dari UNESCO, diperlukan kerjasama, sinergitas dan kolaborasi antara pemangku kepentingan, khususnya kepala daerah dikawasan Danau Toba.
“Kita harus hilangkan ego sektoral. Yang diperlukan adalah saling mendukung, kolaborasi dan sinergitas. Tinggal baigamana kita mengintegrasikan segala potensi yang ada, saya yakin Geopark Kaldera Toba mendapat kartu hijau dari UNESCO”, terang Ariston.
Terkait dukungan dana dalam penyampaian informasi di pintu masuk dan geosite-geosite yang ada, Wabup Ariston mengatakan akan membantu sesuai dengan kemampuan keuangan yang ada
“Pasti kita mendukung, tentu dengan kemampuan keuangan ditengah program efesiensi pemerintah saat ini”, ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Asisten II Hotraja Sitanggang berharap dengan terpilihnya pengelola yang baru maka ada secercah harapan program pengelola Toba Caldera dapat berjalan dengan baik.
Hotraja meminta agar BP Toba Caldera UNESCO Global Geopark dapat menyurati kementerian terkait untuk meninjau kembali kebijakan izin penyadapan getah pohon pinus di kawasan Danau Toba.
“Ini untuk mempertahankan nilai biodiversity. Kita kuatir jika ini tidak dihentikan maka tanaman endemik ini lama-lama akan punah”, katanya.
Sementara itu, Kadis Budpar Tetty Naibaho meminta badan pengelola yang baru agar sering-sering berkunjung ke setiap geosite-geosite yang ada, sehingga dapat melihat kekurangan dilapangan untuk dibenahi bersama-sama.
Baca artikel menarik lainnya dari
mediadelegasi.id di GOOGLE NEWS.