Tim Geofisika Deliserdang melakukan survei outdor penempatan sangkar accelograph. Foto: D|Ist
Binjai-Mediadelegasi: Tim Geofisika Deliserdang, Sumatera Utara, melakukan survei awal untuk pemasangan accelograp dalam upaya dampak kerentanan bangunan. Accelograph digital stasioner merupakan instrument yang digunakan untuk merekam percepatan tanah akibat permukaan tanah yang sangat kuat (gempabumi).
Kepala Geofisika Deliserdang, Teguh Rahayu, Jumat (19/6), mengatakan kegiatan survei di Binjai merupakan kegiatan awal dalam rencana pemasangan lima titik sensor di Sumut tahun 2020.
Menurutnya, rencana pemasangan di BPBD Kota Binjai, BPBD Pematangsiantar, BPBD Asahan, Kantor Bupati Tanahkaro dan Kantor Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel).
Peninjauan lokasi di Binjai, Tim Geofisika Deliserdang didampingi Kepala Seksi Rehabilitasi dan Konstruksi Dian Amperansyah SSos.
Menurut Teguh Rahayu, penempatan peralatan ini dibagi dalam dua area, yaitu pemasangan luar gedung (outdoor) dan pemasangan dalam gedung (indoor).
Dikatakan, jarak maksimal antara penempatan sangkar sensor accelograph dengan peralatan pendukung, maksimal 80 meter. Adapun kriteria lokasi penempatan sangkar accelograph outdoor memerlukan lokasi yang memiliki kriteria, aman dari banjir, tidak ada rongga, di bawah sensor seperti pipa atau saluran serta hindari di atas basement.
“Tidak ditempatkan di dekat peralatan yang bergetar secara kontinu seperti pompa air, genset, kompresor mesin, dll. Disekitar shelter akan dipasang grounding outdoor dilengkapi dengan box control,” jelasnya.
Kriteria pemasangan penempatan peralatan pendukung accelograph dalam gedung, memiliki kriteria, tersedia listrik dalam ruangan yang terpilih, tersedianya stop kontak/colokan listrik di ruangan terpilih, peralatan indoor akan dilengkapi mcb grounding. “Dari hasil survei rencana pemasangan akan dilakukan di ruang pusat pengendalian operasi BPBD Kota Binjai,” ujarnya. D|Red-02|Rel