Wajah Penyuluh Agama Menembus Jalan Berlumpur

Wajah para penyuluh agama di daerah 3T Nias Utara. Foto: dok-humas-kemenagsu

IMAN Riang Telaumbanua dan Yasokhi Gea dua sosok penyuluh agama yang kesehariannya menempuh jalan berlumpur dalam pengabdian di daerah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar).

Perjuangan keras satu penyuluh agama Kristen untuk dua kecamatan di Nias Utara, Sumatera Utara, tahun ini sedikit bernafas lega, karena pembagian tugas penyuluh yang baru lolos PPPK dan ditempatkan di Wilayah Kerja Kemenag Nias Utara.

Bermodalkan ketulusan, perjuangan pengabdian Iman Riang maupun Yasokhi Gea mampu menebas berbagai kesulitan secara geografis dan tantangan kondisi sosial di daerah 3T.

Iman Riang Telaumbanua Penyuluh Agama Kristen bertugas di Kecamatan Lahewa dan Kecamatan Afulu mengisahkan kesehariannya menyuluh di dua kecamatan sekaligus. “Tak bisa terjangkau semua, apalagi lokasinya berjauhan,” kata Iman Riang.

Yasokhi Gea, Penyuluh Agama Kristen yang bertugas di Kecamatan Lotu menambahkan, kondisi medan jalanan yang sangat parah harus dia lalui mempertaruhkan keselamatan bahkan nyawa.

“Di musim penghujan, kami harus bertarung, menembus jalan berlumpur, sempit di tepi jurang yang mengintai nyawa,” katanya.

Tona’aro Zebua, Kasi Urusan Agama Kristen Kemenag Nias Utara mengakui beratnya pengabdian para penyuluh agama di kabupaten itu. “Kami memiliki tiga Satker di bidang penyuluhan. Penyuluh Agama Islam, Penyuluh Agama Kristen dan Penyuluh Agama Katolik. Tahun 2024 ini jumlah penyuluh agama yang berstatus ASN berdasarkan data kepegawaian hanya hitungan jari,” ungkapnya.

Pada Seksi Urusan Agama Kristen ada 10 orang penyuluh ASN, bimbingan masyarakat Katolik hanya 1 orang dan di Bimbingan Masyarakat Islam hanya 4 orang.

“Mereka melaksanakan tugas sesuai Surat keputusan pembagian wilayah kerja di kabupaten Nias Utara. Di Seksi Urusan Agama Kristen, yang Penyuluh ASNnya tergolong lebih banyak masih kesulitan untuk membagi wilayah kerja penyuluh.Tak jarang setiap penyuluh di tugaskan di tiga Kecamatan sekaligus,” paparnya.

Tona’aro Zebua menjabarkan, saat ini penyuluh agama Kristen berstatus ASN sudah 10 orang. “Jadi kami harus membagi tugas perkecamatan. Meskipun masih kurang satu kecamatan lagi, karena di Kabupaten Nias Utara ada 11 Kecamatan,” ungkap Tona’aro Zebua, pekan lalu.

Tona’aro Zebua bersyukur tahun 2022 ada pengangkatan PPPK yang ditempatkan di Kemenag Nias Utara. “Tahun 2020 tidak ada penyuluh ASN di sini, semuanya masih berstatus penyuluh Non ASN,” katanya.

Berdasarkan data di Seksi Urusan Agama Kristen ada 272 Kelompok binaan yang harus mereka datangi setiap bulan.

Tona’aro Zebua menjelaskan di Seksi Urusan Agama Kristen ada kegiatan sosial berbagi berkat kepada orang yang kurang mampu. “Di akhir jabatan, saya ingin berbagi kepada saudara-saudara kita yang kurang mampu” katanya.

Pagi hari sebelum berangkat ke lapangan, seperti biasa para penyuluh harus absen di titik lokasi masing-masing. Pagi ini mereka berangkat bersama-sama ke desa Nalua, karena harus membagikan bantuan kepada keluarga kurang mampu.

Nalua berjarak 13 km dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Nias Utara. Kami disambut dengan jalanan berlumpur yang curam menuju desa karena kondisi hujan.

“Beginilah jalannya kalau hujan, kadang terpental, kadang juga dorong sepeda motor kalau jalannya benar-benar tidak bisa dilalui,” ungkap Yasokhi.

Yasokhi Gea adalah Penyuluh Agama Kristen PPPK yang lulus tahun 2022 bersama tujuh penyuluh lainnya. Mereka semua bertugas di wilayah yang medannya hampir sama. belum lagi sebagian dari mereka adalah perempuan.

“Sering kami melakukan penyuluhan di malam hari, karena masyarakat punya waktu luang hanya malam hari,” ungkap Ales Deniati Gea salah satu teman sejawat Yasokhi Gea.

Dia juga bercerita, pernah membentuk kelompok binaan remaja di daerah penyuluhan, tapi orang tuanya tidak mengizinkan, alasannya anaknya mau ikut ke lading.

“Kami masih beruntung walaupun kondisi medan yang kami lalui seperti ini, kami masih bisa bertemu dengan keluarga. Bagaimana dengan kawan-kawan kami orang seberang (di luar Pulau Nias) yang harus berpisah dengan keluarga untuk menjalankan tugas seperti ini”, ungkap Murniwati Zebua salah satu penyuluh ASN yang terpaksa harus pisah dengan anaknya.

Ada beberapa penyuluh yang berasal dari luar pulau Nias yang ditempat di Kementerian Agama Kabupaten Nias Utara. Mereka harus terpisah dari keluarga demi menjalankan tugas Negara. D|Red-06|Rel

Pos terkait