Medan-Mediadelegasi: Wali Kota Medan Bobby Afif Nasution mengajak segenap elemen masyarakat di ibu kota Provinsi Sumatera Utara itu untuk menjadikan perayaan Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili sebagai momentum memperkuat toleransi dan persaudaraan antaretnis dan umat beragama.
“Merawat nilai-nilai kebersamaan, persatuan, dan toleransi merupakan salah satu kunci terwujudnya masyarakat Kota Medan yang harmonis,” kata Bobby saat menghadiri puncak perayaan Imlek Tahun 2025 yang digelar Pemko Medan di Jalan Ahmad Yani, Kesawan Medan, Sabtu (8/2) malam.
Dalam acara yang berlangsung semarak tersebut, Bobby atas nama Pemko Medan mengucapkan selamat Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili kepada seluruh warga etnis Tionghoa maupun umat Konghucu di Indonesia yang berkumpul merayakan Imlek.
“Selamat Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili bagi masyarakat Tionghoa dan umat Konghucu. Mari kita sambut Tahun Ular Kayu dengan penuh semangat untuk tumbuh dan berkembang dan semoga semua harapan di tahun baru ini bisa tercapai,” tuturnya.
Wali Kota mengemukakan, perayaan Imlek yang digelar Pemko Medan tersebut telah membuktikan bahwa perayaan ini bukan hanya sekadar perhelatan biasa, melainkan dapat menjadi momentum untuk memperat tali persaudaraan di tengah keberagaman.
Oleh karena itu, Bobby berharap perayaan Tahun Baru Imlek dapat membawa kesejahteraan dan kemakmuran bagi semua.
Sebagai informasi, perayaan Tahun Baru Imlek merupakan salah satu tradisi yang telah lama dijalankan oleh masyarakat Tionghoa di Indonesia dan banyak negara Asia lainnya.
Tidak hanya sebagai momen untuk merayakan pergantian tahun menurut kalender lunar, Imlek juga sarat dengan nilai-nilai budaya yang mendalam, yang memiliki potensi besar untuk memperkuat keharmonisan sosial dan menjaga stabilitas bangsa.
Dalam konteks Indonesia, yang memiliki keberagaman suku, agama, ras, dan golongan (SARA), perayaan Imlek dapat memainkan peran penting dalam mencegah disintegrasi sosial dan meningkatkan toleransi antar-kelompok masyarakat.
Imlek merupakan salah satu tradisi tertua di dunia, yang telah berlangsung selama ribuan tahun. Di Indonesia, perayaan Imlek tidak hanya dimiliki oleh warga keturunan Tionghoa, tetapi juga mulai melibatkan masyarakat dari berbagai latar belakang etnis dan agama, terutama setelah kebijakan reformasi yang memungkinkan kebebasan beragama dan berbudaya.
Sejak diperbolehkan kembali dirayakan pada tahun 2000, setelah sebelumnya dilarang selama Orde Baru, Imlek menjadi salah satu perayaan penting yang merayakan kebhinekaan Indonesia.
Selain menjadi simbol pergantian tahun, Imlek mengandung makna tentang keberuntungan, kebersamaan, dan pembaharuan hidup, yang sering disertai dengan ritual-ritual keluarga dan kegiatan sosial, seperti pemberian angpao, makan bersama, dan mengunjungi kerabat serta teman-teman.
Salah satu nilai utama yang dapat diambil dari perayaan Imlek adalah toleransi sosial. Imlek merupakan perayaan yang tidak hanya melibatkan komunitas Tionghoa, tetapi juga masyarakat dari berbagai latar belakang etnis dan agama. D/Red