Medan-Mediadelegasi : Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas, menunjukkan komitmennya dalam mendukung dan memberdayakan warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) melalui apresiasi terhadap karya dan kreativitas mereka. Hal ini diungkapkan Rico saat membuka Pelatihan Tenun Ulos di Lapas Perempuan Kelas IIA Medan, Rabu (16/7/2025).
Kehadiran Wali Kota dalam acara tersebut menandai dukungan nyata Pemko Medan terhadap program pembinaan warga binaan yang tidak hanya fokus pada hukuman, tetapi juga pada pemulihan dan pemberdayaan. Acara pelatihan tersebut dihadiri oleh berbagai pejabat penting, termasuk perwakilan dari Kanwil Ditjen Pemasyarakatan Sumut, Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas Sumut, Baznas Sumut, Ketua Dekranasda Kota Medan, Kepala Lapas Perempuan Kelas IIA Medan, Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kota Medan, dan perwakilan BPJS Ketenagakerjaan Medan.
Bacaan Lainnya
Sebagai pembuka acara, warga binaan Lapas Perempuan Kelas IIA Medan menampilkan pertunjukan tari tradisional yang memukau para hadirin. Penampilan yang memikat ini menjadi bukti nyata bahwa kreativitas dan bakat dapat berkembang di berbagai kondisi, bahkan di dalam lingkungan Lapas. Wali Kota pun terkesan dengan penampilan tersebut.
“Tadi kita lihat mereka menari, dan kita tidak bisa membedakan mereka dengan penari profesional. Sama bagusnya. Mereka hebat,” ujar Rico Waas dengan penuh kekaguman.
Apresiasi tersebut diwujudkan dengan janji Wali Kota untuk memberikan kesempatan bagi warga binaan yang telah mengikuti pelatihan dan seni pertunjukan untuk tampil di acara-acara resmi Pemko Medan. Hal ini merupakan bentuk dukungan nyata bagi warga binaan untuk menunjukkan kemampuan dan bakat mereka di hadapan publik yang lebih luas.
“Kami berjanji akan mengundang warga binaan yang telah berlatih untuk tampil di luar. Mereka berhak didengar, dilihat, dan diberi kesempatan,” tegasnya.
Rico Waas menekankan bahwa pemasyarakatan bukan hanya tentang hukuman, tetapi juga tentang harapan dan masa depan para warga binaan. Pemko Medan berkomitmen untuk memberdayakan, bukan mengasingkan, warga binaan agar mereka dapat kembali ke masyarakat dengan bekal keterampilan dan kesempatan yang lebih baik.
“Pemasyarakatan tidak hanya bicara soal hukuman, juga tentang harapan, masa depan, tentang bagaimana kita melewati hukuman tersebut. Kita memberdayakan, bukan mengasingkan,” ujarnya.
Pelatihan tenun ulos yang diresmikan Wali Kota Medan juga mendapat apresiasi tinggi. Pelatihan ini dinilai sebagai bentuk pembinaan yang efektif, tidak hanya melatih keterampilan teknis, tetapi juga melestarikan budaya lokal dan membuka peluang ekonomi bagi warga binaan setelah menjalani masa tahanan.
“Tenun ulos bukan hanya soal kain, tapi tentang bagaimana masyarakat mencintai produk dan kebudayaannya sendiri,” kata Rico Waas.
Lebih lanjut, Rico Waas melihat pelatihan ini sebagai jembatan menuju perubahan, bukan penghalang masa depan bagi warga binaan. Dengan dukungan pemerintah dan masyarakat, warga binaan dapat kembali menemukan arah hidup dan berperan aktif dalam pembangunan yang inklusif.
Selain meresmikan pelatihan, Wali Kota Medan juga menyaksikan penandatanganan kerja sama antara Lapas Perempuan Kelas IIA Medan dan Dinas Ketenagakerjaan Kota Medan. Kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi warga binaan melalui pelatihan kemandirian berbasis kompetensi.
Wali Kota juga berkesempatan mengunjungi stan pameran kerajinan tangan dan kuliner serta kamar hunian warga binaan untuk melihat langsung kondisi dan hasil karya mereka. Kunjungan ini menunjukkan kepedulian dan perhatian Wali Kota terhadap kesejahteraan dan perkembangan warga binaan.
Melalui berbagai inisiatif ini, Pemko Medan di bawah kepemimpinan Rico Waas berkomitmen untuk menciptakan sistem pemasyarakatan yang lebih humanis, efektif, dan berorientasi pada pemulihan dan pemberdayaan warga binaan. Langkah-langkah ini diharapkan dapat membantu warga binaan untuk kembali menjadi bagian integral dari masyarakat dan berkontribusi positif bagi pembangunan kota Medan. D|Red.






