Medan-Mediadelegasi: Kabar baik datang dari dunia kesehatan Indonesia! Penularan HIV dari ibu ke anak menunjukkan tren penurunan yang menggembirakan dalam dua tahun terakhir. Data Kementerian Kesehatan RI mencatat peningkatan jumlah ibu hamil yang menjalani skrining HIV, sekaligus kenaikan bayi yang menerima profilaksis sejak lahir.
Kondisi ini mendorong penurunan jumlah bayi yang terdeteksi HIV di bawah umur 18 bulan. Meskipun demikian, risiko penularan tetap perlu diantisipasi dengan serius.
Secara nasional, sekitar 45 persen bayi yang lahir dari ibu positif HIV berpotensi tertular jika tidak mendapatkan intervensi yang tepat. Hingga April 2023, tercatat 14.150 anak umur 1 hingga 14 tahun positif HIV, yang menggambarkan betapa pentingnya penguatan pencegahan vertikal.
Menurut Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes RI, Dr. Prima Yosephine, strategi pencegahan berjalan efektif karena layanan semakin kuat dan cakupannya meluas. “Ibu hamil yang sudah positif dan mulai minum obat terus meningkat. Bayi yang lahir dari ibu dengan HIV juga semakin banyak yang mendapatkan profilaksis, sehingga angka deteksi HIV pada bayi makin turun,” ujarnya.
Kemajuan ini dipengaruhi oleh kombinasi kebijakan skrining ibu hamil, pemberian ARV selama kehamilan, pemantauan viral load, serta akses layanan hingga tingkat puskesmas. Pemerintah menargetkan eliminasi penularan ibu ke anak pada tahun 2030.
Upaya Pengendalian HIV pada Ibu Hamil
Upaya pengendalian HIV pada ibu hamil dilakukan melalui skrining rutin di fasilitas kesehatan. Kebijakan ini membuat cakupan tes meningkat sejak 2023 hingga 2024. Ibu hamil yang terdiagnosis segera mendapatkan terapi antiretroviral (ARV) guna menurunkan viral load dan memutus rantai penularan.
Tanpa intervensi, risiko penularan vertikal bisa mencapai 45 persen, sehingga perluasan skrining menjadi langkah krusial. Prima menjelaskan bahwa tren penanganan menunjukkan dampak signifikan. “Kita melihat peningkatan ibu hamil positif yang mulai minum pengobatan dan itu langsung berpengaruh pada turunnya jumlah bayi dengan HIV,” katanya.
Data Kemenkes Menunjukkan:
Bayi yang lahir dari ibu HIV-positif dan menerima profilaksis meningkat.
Angka deteksi HIV pada bayi di bawah 18 bulan menurun dari tahun sebelumnya.
Pencegahan ini menjadi salah satu indikator keberhasilan nasional menuju target eliminasi penularan vertikal pada 2030, sejalan dengan standar pelayanan minimum (SPM) di tingkat kabupaten/kota.






