Terkait insiden kekerasan terhadap jurnalis tersebut, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berjanji akan menelusuri kejadian tersebut.
Jika benar terjadi pemukulan, maka Kapolri akan mengambil tindakan tegas.
“Secara pribadi, saya meminta maaf atas insiden yang terjadi dan telah membuat rekan-rekan media merasa tidak nyaman,” ujar Jenderal Listyo Sigit saat dihubungi melalui pesan singkat, Minggu (6/4).
Insiden tersebut telah menuai kecaman luas dari publik serta komunitas pers.
Direktur Pemberitaan ANTARA Irfan Junaidi di Jakarta, Minggu, menyatakan pihaknya menyesalkan dan meminta Polri bertanggungjawab atas terjadinya dugaan inisiden kekerasan oleh ajudan Kapolri terhadap pewarta foto ANTARA Makna Zaezar.
“Insiden seperti ini kenapa harus terulang, sangat disesalkan. Teman-teman pers sedang menjalankan tugas untuk membantu memberitakan kegiatan Kapolri. Saya sangat yakin tidak ada itikad lain, selain menunaikan tugas, dan semestinya itikad ini bisa dipahami dan dihormati. Sehingga tidak perlu ada tindakan kekerasan, atau ancaman verbal,” kata Irfan.
Ia juga mendesak Polri untuk bertanggungjawab dan memproses oknum yang terlibat dalam insiden tersebut sesuai dengan prosedur yang berlaku.
“Oknum yang bersangkutan harus diproses sesuai prosedur secara transparan. Sekaligus, insiden ini juga harus menjadi bahan koreksi agar di masa mendatang tidak terulang,” ujarnya.
Ditambahkannya, LKBN ANTARA terus berkomitmen untuk menjalankan tugas jurnalisme secara profesional dan objektif.
Sebagai voice of nation, kata Irfan, ANTARAakan semaksimal mungkin bisa melayani masyarakat dengan baik.
“Karena itu, kami meminta kepada Polri juga pihak lain, bisa membantu terlaksananya tugas tersebut dalam kondisi apapun. Kami sangat yakin, apabila semua pihak bisa saling memahami dan menghormati tugas masing-masing dengan baik, masyarakat akan sangat terbantu,” tuturnya. D|Red
Baca artikel menarik lainnya dari mediadelegasBacai.id di GOOGLE NEWS.