Medan-Mediadelegasi: Penggerebekan praktek rapid tes sweb anti gent, yang diduga menggunakan alat steril swab stuck bekas terhadap calon penumpang di Bandara KNIA menjadi sorotan nasional.
Peristiwa ini baru pertama kali terbongkar di Indonesia, apalagi ditengah situasi Pandemi Covid-19 masih ada oknum yang memanfaatkan situasi, untuk memperkeruh suasana demi kepentingan diri sendiri.
Kombes Pol Purn Dr.Maruli Siahaan SH.MH, sangat mengapresiasi Polda Sumut yang membongkar praktek kotor tersebut.
“Kita patut apresiasi kinerja Poldasu. Kita berharap agar Poldasu mengungkap sampai tuntas,” ungkap Maruli Siahaan.
Dia menilai, perbuatan tersebut sangat biadab menggunakan kesempatan menguntukan diri sendiri, saat situasi covid-19.
“Supaya diungkap siapa dibelakangnya sudah berapa lama perbuatan ini dilakukan,” tegasnya.
Mantan Wadir Reskrimsus Polda Sumut itu meminta, agar penyidik mengejar uang hasil ravid tes yang sudah diterima agar disita.
“Penyidik harus mengejar siapa yang menugaskan mereka. “Agara di periksa dinas kesehatan provinsi yang menugaskan anggota tesebut,” tegasnya lagi.
Tambahnya, tidak tertutup kemungkinan ada orang berada dibalik ke enam petugas medis, yang diamankan tersebut.
Sembari melakukan penyelidikan, imbuh tokoh masyarakat Sumatera Utara itu, agar praktek ravid tes sweb antigen di Bandara KNIA ditinjau kembali. Bila diperlukan yang selama ini dilakukan salah satu farmasi terbesar di Medan, diganti dengan perusahaan lain. Namun tetap harus diawasi.
Dr.Maruli Siahaan SH.MH juga meminta kepada penyidik untuk mendata orang-orang yang pernah menjalani rapid tes sweb antigen, yang dilakukan para terduga pelaku. Masyarakat yang merasa pernah menjalani ravid agar memberikan keterangan ke penyidik Subdit IV/Tipidter Ditreskrimsus Poldasu.