KINI jamannya tak terlalu menggalaukan jika dompet yang tertinggal atau kelupaan membawanya. Justru dewasa ini, kebanyakan kita akan merasa tidak percaya diri jika sampai ponsel yang tertinggal di rumah.
Jaman Now, dompet lebih berfungsi sebagai tempat penyimpanan kartu identitas atau mungkin Surat Ijin Mengemudi (SIM) atau Surat Tanda Nomor Kendaraan. Selebihnya mungkin dompet sebagai penyimpanan kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM).
Kemajuan dan perkembangan teknologi, membuat ‘dompet’ kini dapat berada di layar ponsel, diberi nama Dompet Digital Indonesia (DANA). Kemajuan teknologi ini barangkali menjadi alasan, ketika dompet tertinggal tidak segalau ponsel yang kelupaan membawanya, dalam perjalanan kita meninggalkan rumah.
Kemudahan bertransaksi begitu terfasilitasi oleh DANA yang menempel di layar ponsel. Kini ada DANA, tanpa antrian, bebas biaya admin dan jauh dari riba.
Bebas Biaya Admin
Pengalaman penulis, era popularnya wesel pos sebelum sekitar Tahun 1990 an, pelajar atau mahasiswa yang jauh dari orangtua harus rela menunggu belasan hari untuk dapat menerima kertas wesel yang dikirimkan ke sekolah atau kampus dari kampung halaman. Lalu, sekadar meminjam dana teman buat ongkos menuju Kantor Pos untuk mendapatkan uang tunai sesuai angka kiriman.
Dalam perkembangannya, popularitas digantikan oleh transaksi lintas perbankkan, kerap membuat nasabah terjebak antrian panjang dan cenderung memuakkan ketika melakukan registrasi pembukaan rekening pada Costumer Service (CS) atau ketika melakukan setoran tunai di kasir. Oleh penyelenggara perbankkan mengurai kemudahan dengan penerbitan ATM bagi nasabah, yang belakangan juga kerap menimbulkan masalah dan keresahaan bahkan dengan berbagai kasus dan modus kejahatan pun terjadi di ruang ATM.