Dugaan Kelainan Seksual Kepsek SDN Jalan Flamboyan

Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar Komis II DPRD Medan bersama Inspektorat Kota Medan, Rabu (6/1/2021).

Medan-Mediadelegasi: Kasus kelainan seksual yang diduga dilakukan salah seorang kepala sekolah SD Negeri di Jalan Flamboyan Raya Kelurahan Tanjung Selamat Kecamatan Medan Tuntungan, mendapat perhatian dari pihak Pemko Medan dan DPRD Medan.

Hal ini terungkap dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar Komis II DPRD Medan bersama Inspektorat Kota Medan, Rabu (6/1/2021). Hadir dalam RDP antara lain, Ketua Komisi II Surianto, Wakil Ketua Komisi II Sudari dan anggotra dewan lainnya seperti Dhiyaul Hayati, Modesta Marpaung.

Inspektur Pemko Medan Saruddin mengatakan, beberapa waktu lalu pihaknya menerima surat dari Dinas Pendidikan (Disdik) Medan terkait masalah ini.

“Ini kasus pertama yang kami hadapi. Kami perlu prinsip kehati-hatian. Jangan nanti kita menduga, nanti kita dibalikot istilah orang Medan. Kami akan lebih aktif dalam menangani kasus ini, dalam waktu dekat kami akan memanggil saksi atau guru, atau orangtua murid untuk bisa meyakinkan kami memberi pendapat atas kasus ini,” ucapnya.

Sementara itu Wakil Ketua KomisiII DPRD Medan, Sudari meminta Inspektorat bekerja cepat menangani kasus ini. “Kita sepakat perlu kehati-hatian di sini, cuma jangan terlalu lama. Kalau sudah ada bukti silahkan rekomendasi ke Disdik biar ditindaklanjuti,” jelasnya.

Seperti diketahui, puluhan orang tua murid di salah satu SDN yang berlokasi di Jalan Flamboyan Raya, Medan Tuntungan melakukan demo terhadap kepala sekolah (kepsek) tersebut agar mundur dari jabatannya, karena diduga memiliki kelainan seksual alias penyuka sesama jenis atau homo. Orang tua murid membawa membuat sejumlah poster bertuliskan kepsek yang tidak bermoral.

Raiman, salah satu orang tua murid mengatakan, kasus ini sudah lama terjadi. Bahkan sempat viral di media sosial Facebook pada April 2020. Di mana, ada akun atas nama Jefri Simbolon yang mengungkapkan bagaimana hubungan kepsek JS dengan JU.

“Kami juga menggelar musyawarah antara guru dan murid agar tidak ada korban lagi dan ini sudah diketahui ibu lurah dan Camat Medan tuntungan.D|Med-82