Menurutnya, Perumda Tirtanadi dominan menggunakan sumber air permukaan, seperti di Sunggal, Belawan, Delitua dan lain-lain yang kian memburuk akibat Galian C.
Selain bersumber mata air berskala terbatas, kata Ewin, Tirtanadi juga menggunakan sumber Air Bawah Tanah (ABT).
Namun, katanya, terhadap sumur buatan mengambil ABT, pihaknya harus membayar retribusi lumayan mahal di setiap Pemkab atau pun Pemko.
Padahal, katanya, air itu mereka siapkan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sebesar 90 persen lebih. “Tirtanadi bukan semata berorientasi bisnis, lebih kepada orientasi sosial,” ungkapnya.
Sementara Rafriandi Nasution dan Hamdan Noor Manik optimis, sinerjitas yang dibangun ke depan antara FSDA dengan Tirtanadi dapat saling mendukung suksesnya program keduabelah pihak. “Orang-orang yang turut di FSDA dengan baground yang memahami optimalisasi SDA dapat berkontribusi terhadap pencapaian program pemerintah,” timpal Rafriandi. D|Red-06