Gapeksindo Sumut Berkomitmen Bina Pengusaha Muda Konstruksi

Gapeksindo Sumut Berkomitmen Bina Pengusaha Muda Konstruksi
Ketua Umum DPD Gabungan Perusahaan Konstruksi Nasional Indonesia (Gapeksindo) Sumut Erikson Lumbantobing (kanan) saat tampil sebagai narasumber dalam wawancara podcast "Jurnalis Konstruksi" di Medan, Sabtu (20/5). Foto: NC

Medan-Mediadelegasi: Gabungan Perusahaan Konstruksi Nasional Indonesia (Gapeksindo) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) berkomitmen untuk terus melaksanakan program pembinaan terhadap kalangan milenial dalam upaya melahirkan pengusaha-pengusaha muda tangguh dan profesional di sektor jasa konstruksi.

“Kami ingin menumbuhkan jiwa berkompetisi dan mencetak pengusaha muda yang siap menghadapi tantangan bisnis, terutama di sektor jasa konstruksi,” kata Ketua Umum DPD Gapeksindo Sumut Erikson Lumbantobing dalam acara Podcast “Jurnalis Konstruksi”, di Medan, Sabtu (20/5).

Melalui program pembinaan tersebut, pihaknya membekali para pelaku pemula bidang konstruksi dengan pelatihan dan pendampingan untuk mengembangkan usaha jasa konstruksi sipil.

Bacaan Lainnya

“Saat ini ada sekitar 40 orang muda yang telah kita bina dan mereka secara bertahap mulai kita terjunkan untuk mengikuti tender proyek pengadaan barang dan jasa bidang konstruksi,” ujar Erikson yang akrab disapa Erik Tobing itu.

Sebagian dari perusahaan milik pengusaha muda anggota Gapeksindo Sumut itu, menurut Erik, sudah mampu mendapatkan dan mengerjakan proyek-proyek konstruksi tanpa harus mengandalkan lobi-lobi ke pejabat daerah untuk mendapatkan proyek.

“Apalagi sekarang ini lelang pengadaan barang dan jasa pemerintah dilakukan melalui Lelang Pengadaan Secara Elektronik atau LPSE, sehingga anggota Gapeksindo dituntut profesional untuk bisa bersaing dengan rekanan dari asosiasi lainnya,” katanya dalam wawancara podcats yang turut menghadirkan pengurus Gapeksindo Muda Sumut Jimmy Simbolon.

Lebih lanjut diakuinya bahwa perusahaan jasa konstruksi yang berminat mengerjakan proyek-proyek pemerintah harus profesional.

“Pendekatan atau kolusi dan nepotisme bukan lagi zamannya untuk mendapat paket proyek, karena proses tendernya semakin transparan dalam menentukan pemenang,” katanya dalam acara podcast yang dipandu wartawan senior asal Kota Medan Lilik Riadi Dalimunthe.

Oleh karena itu, kata Erik, profesionalisme tidak bisa ditawar-tawar lagi dan hal itu
merupakan tantangan nyata yang harus dihadapi kontraktor.

“Suka tidak suka harus menyesuaikan, kalau tidak akan terlindas oleh modernisasi dunia kontraktor dewasa ini,” ujarnya.

Ia memprediksi, sektor usaha jasa konstruksi pascapandemi COVID-19 cukup prospektif, seiring dengan pertumbuhan pembangunan infrastruktur yang ditawarkan pemerintah maupun swasta, baik untuk usaha skala kecil, menengah maupun besar. D|Red-04