“Sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan para pakar sangat penting agar Geopark Kaldera Toba mendapatkan kartu hijau atau green card dari UNESCO, sehingga statusnya dapat diperpanjang selama empat tahun ke depan,” tuturnya.
Azizul menyatakan optimistis bisa beradaptasi dan akan berlangsung secara cepat, dan mendapat dukungan solid atas kawasan Danau Toba.
“Revalidasi ini menjadi momentum penting menunjukkan keseriusan bahwa kita menjaga keberlanjutan geopark di mata dunia,” kata akademisi dari Universitas Negeri Medan (Unimed) itu.
Dengan langkah ini, status Geopark Kaldera Toba sebagai UNESCO Global Geopark diharapkan dapat diperpanjang melalui proses penilaian ulang yang dijadwalkan pada Juni 2025.
Sebagai informasi, dalam rapat UNESCO Global Geopark di Maroko pada 4-5 September 2023 lalu, kawasan Geopark Kaldera Toba mendapat kartu kuning dari UNESCO.
Kartu kuning merupakan peringatan dari UNESCO yang berarti badan pengelola wilayah tersebut tidak memenuhi beberapa kriteria yang ditetapkan.
UNESCO meminta Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark melakukan perbaikan, sebelum dilakukan validasi ulang selama dua tahun kemudian.
Selain Geopark Kaldera Toba, beberapa taman bumi lainnya juga mendapat kartu serupa, yakni Gua Zhijindong di Tiongkok, Taman Nasional Regional Luberon di Prancis, Madonie di Italia, dan Colca y Volcanes de Andagua di Peru. D|Red
Baca artikel menarik lainnya dari mediadelegasi.id di GOOGLE NEWS.